Filsafat Pengetahuan
Pendidikan
dan logika berpikir
Pendidikan
Indonesia, berada dalam dalam kebingungan akut.
Indonesia
di anggap gagal memainkan perannya dalam proses pencerdasan output yang
terlihat dari kecilnya indeks pesera didik ketika mengakhiri studimnya dalam
Ujian Nasional dipendidikan jenjang dasardan menengah, meskipun standar
kelulusannya, dinilai telalu rendah jika hraus dibandingkan dengan standar
kelulusan beberapa Negara tetangga di asia tengara.
Pakar
pendidkan banyakberpendapat bahwa, kegagalan diyang dimaksud terjadi karena
kecilnya tingkat kesejahteraan dan ambigunya mekanisme arirmereka dalam
mengemban amanahnya sebagai teanaga kerja pebndidik dan tenaga kependidikan. Mengantisipasi
hal maksud, pmerintah republic Indonesia menerbitkan undang-undang dandam
berbagai peraturan pemerintah. Sebut misalnya UU Nomor 14 tahun 2015 tentang
gutru dan dosen, peraturan pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2009 tantang tujuan
profsi guru dosen dan guru besar, Serta Peraturan Menteripendiidkan Dan
Kebudayaan Nomor 62 tahun 2913 tentang
sertifikat guru dalam jabatan dalam rangka penataan dan pemerataan guru.
Nalar
UU dan PP di atas, sesungguhnya tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka tetapi
ada makna lain yang mengasumsikan bahwa melalui program ini, tingkat
kualifikassi pendidik dan tenaga kependidikan harus meningkat khusunya dalm
kompetensi. Yaitu kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan sosial. Hasilnya sampai saat ini tampaknya belum ada penilaian
objektif.
Sebenarnya
ada persoalan lain yang jauh lebih rumit, misalnya dalam soal ketidakmampuan
dunia yang solusinya hanya dapat dilakukan melalui kegiatan berfikir jernih
dalam mengaktivasi psikis peserta didik ke dunia yang abstrak, yang posesnya
tidak dapat diamati hanya menggunakan alatinera manusia.
Dibandingkan
dengan persoalan pencerdasan soal output, sebenarnya masih bias dihiburdengan
banyaknya kecerdasan peserta didik dalam momen-momen ilmiah kelas dunia. Fakta
menunjukan bahwa dalam olimpiade fisika, matematika dan computer yang berskala
inernasional, peserta didik Indonesia mampu bukan hanya sekedar mengalahkan
mereka yang berasal dari singapura dan china, tetapi bahka mengalahkan mereka
yang berasal dari Negara adikuasa sekelas amerika serikatdan rusia.
Kegagalan
subtantif dimaksud salah satunya,terletak pada rendahnya dunia pendiidkan dalam
menumbuhkan kreativitas berpikir peseta didik. Indicator kuncinya ditandai
dengan sediitnya ruang kebebasan pesertadidik untuk berkuasa berbicara dnegan
dirinya sendiri dalam mempertimbangakn, merenungkan, menganalisis, membuktikan,
dan menunjukkan suatu jalan pikiran tertentu untuk menghaslkan suatu produkbaru
dalam bidang keilmuan suatu yang mereka gelti.
Padahalkretaivitas
adalah potensi dasar manusia yang jika dikembangkan maka terdidik hasilnya akan
jauh lebih signifiakn manfaatnya abgi hajat hidup manusia. Meningkatkan
pengangguran dikelas masyarakat terdidik perkotaan dapat menjadi salah satu
ciri penting yang menunjukkan bahwa alumni
pendidikan Indonesia sangat bergantung terhadap dunia kerja tersedia.
Teori
yang langsung mengasumsikan bahwa pendidikan berkolreasi langsung dengan kemmandirian
seseorang, ternyata gagal diperankan. Yang terjadi malah sebealiknya! tingginya
tingkat pendidikan seseorang, justru telah meningkatkan beban baru bagi
pemerintah maupun bagi stakeholder. Kaum terdidik malah sering menjadi bagian
yang memeperkuat basis kebergantungannya
terhadapp dunia kerja yang terbatas. Akhirnya, pengangguran kaum terdidik terus
meningkat dengan cepat karena adanya ketidakseimbangan antara suplay dengan
demand.
Virus
lemahnya dunia pendidikan dalam menumbuhkan kreativitas berpikir peserta didik,
ternyata tidak hanya berlaku untuk mereka yang belajar di jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Di lingkup pendidikan tinggi pun, virus ini, ternyat masih sangat
sulit dientaskan.
Misalnya,
jika ada peserta didik yang baru yang lulus dari perguruan tinggi dengan
predikat cum laude, kemana dia akan
bergerak? Jika dia atang ke sebuah instansi untuk melamar kerjaantertentu
dengan dengan gaji yang menjajikan, lalu telah dia menerima atau diterima oleh
instansi yang dia tuju, maka hal ini telah menjadi ciri bahwa pendidiakn kita,
sesungguhnya hnaya mampu mencerdaskan peserta didik, dan abai dalam
mengembangakan kreativitas brpikir mereka.
Menarik
untuk disebut bahwa ternyata produsen
SDM itu pun lebih gemar menilai laporan akademik output pada dunia kerja
tersedia, termasuk ketika badan akdemik kareditasi nasional omenilai ruang yang
isediakan boring akreditasi unuk mengukur keberhasilan suatu lembaga
kependidikan dalam membangun dirinya sendri. Ukurannya selalu hanya pada seberapa
besar output pendidikan dimaksud mampu diterima di berbagai instansi; negeri
maupun swasta.
Padahal,
ketika output yang brilian itu masukke dunia kerja, ia sesungguhnya hanya dapat
menyelamatkan dirinya sendiri. Ia tetap hanya menjadi employee. Ia kehilangan
nafsunya untuk dirinya dalam kepentingan jangka panjang, apalagi dalam konteks
umatnya yang kompleks.
Inilah
yang mengakibatkan penndidikan di Indonesia, tidak pernh berbanding lurus
antara profesi yang dimiliki dengan pekerjaan yang di geluti. Seorang sarjaan
pertanian atau peternakan, malah lebih banyak mengantre di antrean-antrean
kasir perbankan, sarjana pendidikan lebih banyak mengantre dalam konsultasi polittik,
sarjana ekonomi banyak antre di dunia keguruan. Mereka jarang yang andal dalam
mengembangkan amanang sebagai orang yang ahli dalam bidangnya untuk mengembangkan
bidangnya dimaksud secara mandiri.
Penting
sekali untuk segera melakukan pembenahan pembelajaran mulai dari pendidikan
daar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan yang mengarnsemen semangat individu
peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Salah satunyadi wujudkan dalam
bentuk melatih mereka untuk menyelesaikan persoalan yang sebelumnya dianggap
tidak mungkin menjadi mungkin. Polanya adalah mengubah adalah mengubah cara
berpikir agar bisa ditempuh masing-masing. Salah satu bidang yang dapat
mendongkrak cara berpikir dan kreativitas berpikir itu, adalah penguasaan
bidang tertentu yang disebut dalam buku filsafat pengetahuan.
Pengetahuan
ini sangat menarik dibahas, karena cocok dengan profesi saya sebagai peserta
didik tenga pendidik. Dan pengetahuan mengenai kmampuan output Indonesia masih
rendah merpakan pengetahuan yang baru bagi saya. untuk itu, saya harus banyak
belajar mengenai kependidikan di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar