Langsung ke konten utama

Teori Super



Teori Perkembangan Karir Anak (Teori Super)
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menurut Donald E. Super (Dewa. K.S, 1987:65) bahwa kematangan bekerja dan konsep diri (selft-concept) merupakan dua proses perkembangan yang berhubungan. Maksudnya adalah bahwa tingkat kematagan bekerja itu saling berhubungan. Apabila konsep diri seseorang itu baik, maka kematangan kerjanya pun juga baik.
Dalam perkembangan anak-anak ada pula pekerjaan yang disesuaikan dengan umur dan tingkat dengan kematangan emosinya. Yang mana dalam teori super terdapat 6 fase perkembangan karir pada manusia. Salah satunya adalah fase Growth.  Dalam fase ini dijelaskan bahwa terhitung sejak anak lahir sampai lebih kurang umur 15 tahun. Pada fase ini anak sedang mengembangkan berbagai poten, pandangan khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktrur gambaran diri.
Jadi untuk lebih mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan karir pada anak-anak maka kami akan membahasnya pada bab selanjutnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dasar teori perkembangan karir pada anak-anak?
2.      Apa saja bentuk karir yang ada pada anak?
3.      Bagaimana tujuan dari kesadaran karir pada anak?
4.       Apa saja kelebihan dan kelemahanya?
5.      Bagaimana penerapannya dalam layanan bimbingan dan Konseling?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui konsep dasar teori perkembangan karir pada anak-anak
2.      Untuk mengetahui bentuk karir yang ada pada anak
3.      Untuk mengetahui tujuan dari kesadaran karir pada anak
4.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahanya
5.      Untuk mengetahui bentuk penerapannya dalam layanan bimbingan dan Konseling


BAB II
TEORI PERKEMBANGAN KARIR ANAK – ANAK

A.    Konsep – konsep Dasar Teori Perkembangan Karir Anak
Konsep dasar yang mendasari perkembangan karir Super adalah bahwa perkembangan karir dipengaruhi oleh beberapa faktor – faktor yang berada dalam diri individu (internal) seperti kecerdasan, bakat khusus, minat, dan yang ada di luar individu (eksternal) yaitu aspek – aspek lingkungan sosial – ekonomi seperti lingkungan masyarakat, sekolah, dan keadaan ekonomi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Hadiarni ( 2009 : 127) yang mengatakan bahwa perpaduan antara faktor internal dengan faktor eksternal diri individu melahirkan pilihan karir seseorang, namun yang amat dominan dalam mempengaruhi karir diri seseorang adalah faktor yang berada pada diri individu. Gabungan dari keseluruhan faktor tersebut berpengaruh terhadap pandangan individu mengenai karir dan harapan individu terhadap masa depannya. Faktor – faktor tersebut juga berpengaruh terhadap perkembangan individu yang akan membentuk konsep diri idividu. Berdasarkan asumsi ini, Super membagi teorinya kedalam dua konsep utama yaitu konsep peran kehidupan dan tahap kehidupan.
Bagi Super peran – peran hidup menggambarkan 6 peran utama individu yaitu pelajar (student), pekerja (worker), warga negara (citizen), aktivitas waktu luang (leisurute), keluarga (homemaker), dan anak (child).
Teori Super merupakan teori yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap  pengembangan karir. Teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Donald Super ini berdasarkan 3 konsep utama yaitu self, life – span, life – space. Dalam hal ini difokuskan terhadap life – span. Berdasarkan konsep  teori perkembangan karir menurut Super, life – span merupakan konsep mengenai rentang kehidupan menunjukkan proses pengembangan karir sepanjang rentang kehidupan inividu. Konsep ini menjadi dasar pengembangan tahap pengembangan pekerjaan untuk memahami tahap – tahap kehidupan.
Konsep ini digambarkan oleh Super dalam pelangi kehidupan karir life career rainbow (Sidik, 2012) dimana bagian luar dari pelangi menggambarkan usia dan tahapan kehidupan. Seperti tergambar dalam diagram life career rainbow, terdapat lima tahapan pengembangan vokasional, yaitu : pertumbuhan, eksplorasi, pemantapan, pembinaan/ pemeliharaan, dan kemunduran. Tahapan ini berkaitan erat dengan tahap perkembangan kehidupan, yaitu masa anak – anak, remaja, dewasa awal, dewasa, dan masa tua, kedua konsep tahapan perkembangan ini kurang lebih sama dalam rentang usia masing – masing.
Menurut Super (Sharf, 1992:127) perkembangan karir pada masa anak – anak dipengaruhi oleh adanya dorongan atau yang lebih dikenal dengan perasaan curiga (coriouscity). Bentuk kecurigaan diimplementasikan dengan bentuk eksplorasi (eksploration). Masa eksplorasi adalah suatu perkembangan karir yang penting dan tidak boleh berhenti. Hadiarni (2009:130) mengatakan masa ekplorasi itu dari umur 15 tahun sampai 24 tahun. Tahap eksplorasi menurut Sukardi ( 1987 : 68) diawali sejak seseorang memiliki kesadaran bahwa pekerjaan itu merupakan suatu aspek daripada kehidupannya, pada masa fantasi seseorang menentukan arah pilih seringkali tidak realistis dan sering dikaitkan dengan permainannya.
Eksplorasi adalah suatu upaya yang dilakukan anak menuju kearah mendapatkan sumber informasi (information). Anak akan mengupayakan bagaimana informasi itu didapatkan dengan berbagai cara. Salah satu sumber informasi bagi anak adalah figur seseorang yang menjadi idola (key figures). Proses kematangan anak, berkembang dari dalam diri anak sendiri (internal control) dan lingkungan yang mempengaruhinya (eksternal control). Cara anak dalam membuat keputusan karir, berkembang berdasarkan perspektif (time perspective) terhadap suatu pekerjaan tertentu dan harapan dimasa yang akan datang. Konsep diri (self concept) yang positif akan mempercepat kearah pengambilan keputusan karir. Perkembangan konsep diri adalah suatu tahap yang penting dari keseluruhan proses perkembangan karir. Konsep diri berasal dari upaya anak dalam mengeksplorasi lingkungan yang dapat dijadikan media pembelajaran kearah informasi karir, peniruan, menemukan figur orang dewasa yang sesuai dan pengembangan minat.

B.     Tujuan Kesadaran Karir Pada Anak
Secara khusus layanan bimbingan disekolah dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek, perkembangan pribadi sosial, akademik dan karir, sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Adapun tujuan dilaksanakan bimbingan karir disekolah dasar untuk kesadaran karir anak adalah sebagai berikut:
1.      Mengenali macam – macam dan ciri – ciri dari berbagai jenis pekerjaan
2.      Orientasi dan informasi karir pada umumnya secara sederhana
3.      Menentukan cita – cita dan merencanakan masa depan
4.      Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
5.      Mengeksplorasi arah pekerjaan
6.      Orientasi dan informasi secara sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi khususnya berkaitan dengan karir yang hendak dikembangkan
7.      Menyesuaikan antara keterampilan, kemampuan dan minat yang dimiliki dengan jenis – jenis pekerjaan yang telah tersedia dilingkungan masyarakat

C.    Tahap – tahap Perkembangan Karir Menurut Donald E.Super
Super mengusulkan gagasan bahwa orang berusaha untuk menerapkan konsep dirinya dengan memilih untuk masuk pekerjaan dianggap yang paling mungkin untuk memungkinkan ekspresi diri. Pilihan karier adalah soal mencocokkan (matching). Di dalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang (misalnya waktu tamat pendidikan dan mau meninggalkan sekolah). Orang dan situasi lingkungannya berkembang, dan keputusan karier itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang kecil-kecil.
1.      Tahap Perkembangan Karier
a.       Tahap Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun
Adanya pertumbuhan fisik dan psikologis. Pada tahap ini individu mulai membentuk sikap dan mekanisme tingkah laku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan dalam pilihan pekerjaan mulai yang tentatif sampai dengan final.
b.      Tahap Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun
Dimulai sejak individu menyadari bahwa pekerjaan merupakan suatu aspek dari kehidupan manusia. Pada awal masa ini atau masa fantasi, individu menyatakan pilihan pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan kehidupan permainannya.
c.       Tahap Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun
Berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat mulai bekerja. Pada masa ini individu dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. Sebagian masa ini adalah masa try-out. Individu mungkin menerima pekerjaan dengan perasaan pasti bahwa ia akan mengganti pekerjaan jika merasa tidak cocok. Apabila ternyata individu mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan, pilihannya menjadi mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu sebagai aspek dari konsep dirinya serta kesempatan terbaik untuk mendapatkan kepuasan kerja.


d.      Tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun
Individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat. Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu. Pada intinya individu berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai individu itu meninggalkan pekerjaan tersebut untuk berganti dengan pekerjaan yang lain.
e.      Tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun.
Tahap menjelang berhenti bekerja (preretirement). Pada tahap ini perhatian individu dipusatkan pada usaha bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan out-put atau hasil yang minimal sekalipun. Individu lebih memperhatikan usaha mempertahankan prestasi kerja daripada upaya meningkatkan prestasi kerjanya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan vokasional (vocational developmental tasks).
2.      Tugas Perkembangan Vokasional
Menurut Super dalam Osipow (1983) tugas perkembangan vokasional meliputi:
a.       Kristalisasi (Crystallization): 14 – 18 tahun
Kristalisasi dari preferensi vokasional mengharuskan individu untuk merumuskan ide-ide tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya sendiri. Hal ini juga mensyaratkan perkembangan pekerjaan dan konsep diri yang akan membantu memediasi pilihan vokasional yang bersifat sementara individu dengan cara pengambilan keputusan pendidikan yang relevan. Sementara tugas kristalisasi dapat terjadi pada semua usia, demikian juga semua tugas perkembangan vokasional, paling biasanya terjadi selama 14 – 18 tahun.
b.      Spesifikasi (Specification): 18 – 21 tahun
Spesifikasi dari preferensi vokasional. Di sini, individu diharuskan untuk mempersempit arah karier umum menjadi satu tertentu dan mengambil langkah yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut.
c.       Pelaksanaan (Implementation): 21 – 25 tahun
Tugas vokasional ketiga adalah pelaksanaan preferensi vokasional. Tugas ini mengharuskan individu untuk menyelesaikan beberapa pelatihan dan mulai bekerja yang relevan. Yang dibutuhkan sikap dan perilaku untuk panggilan tugas, pengakuan individu akan kebutuhan berguna untuk merencanakan pelaksanaan preferensi dan pelaksanaan rencana ini.
d.      Stabilisasi (Stabilization): 25 – 35 tahun
Stabilisasi adalah tugas perkembangan karier yang keempat. Tugas ini diwakili oleh perilaku menetap dalam bidang pekerjaan dan penggunaan bakat seseorang sedemikian rupa untuk menunjukkan kesesuaian keputusan karier buat sebelumnya. Hal ini bisa diduga bahwa perubahan posisi individu selama periode stabilisasi ada tapi jarang perubahan pekerjaan. Sikap yang diperlukan dan perilaku sangat serupa dengan tugas-tugas pelaksanaan dan stabilisasi.
Adapun menurut Super dalam Munandir (1996) tugas perkembangan vokasional meliputi:
  1. Preferensi pekerjaan (14 – 18 tahun)
  2. Spesifikasi preferensi (18 – 21 tahun)
  3. Implementasi preferensi (21 – 25 tahun)
  4. Stabilisasi dalam suatu pekerjaan (25 – 35 tahun)
  5. Konsolidasi status dan kemajuan (masa akhir usia 30-an dan usia 40-an).
Berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan karier, Super mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan individu menyelesaikan semua tugas perkembangan vokasional yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan vokasional adalah misalnya kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Beraneka indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada rnasing-masing tahap perkembangan vokasional, lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda. Berkenaan dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory, Career Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.

D.    Kesadaran Karir Pada Anak
Perkembangan karir adalah suatu proses yang terikat secara sosial, artinya perkembangan karir ikut dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi, kondisi geografis, status kesukuan, jenis kelamin dan kelompok sosial.
Karir adalah suatu rentangan aktifitas pekerjaan yang saling berhubungan antar individu untuk memajukan kehidupannya yang melibatkan berbagai perilaku, kekuatan motivatif, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, cita – cita sebagai suatu rentang kehidupannya sendiri.
Pada usia sekolah dasar kesadaran karir lebih dititik beratkan pada eksplorasi karir dan pengenalan jabatan yang ada dalam lingkungan masyarakat. Meskipun anak belum sampai pada tahap pemilihan karir, namun pemilihan karir sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, masyarakat, media atau faktor lain yang ikut dalam membantu mengambil keputusan dalam karir. Pihak sekolah membantu anak mendapat informasi karir, mengenal karakteristik diri serta hubungan antara pekerjaan dan belajar dalam kehiduan sehari – hari. Pada waktu yang sama, kurikulum sekolah hendaknya menjaga dari bias gender mengenai informasi pekerjaan.
Rumusan kompetensi kesadaran karir siswa sekolah dasar dikembangkan berdasarkan perkembangan anak dan aspek kesadaran karir anak yang meliputi:
a.       Aspek kesadaran diri
b.      Kesadaran pengetahuan karir
c.       Kesadaran mencari informasi karir
d.      Sikap terhadap karir
e.       Kesadaran membuat pilihan sehat dan keputusan efektif
f.        Kesadaran keterampilan karir
Dalam perkembangan, suatu aspek dengan aspek lainnya saing berkaitan dan saling mempengaruhi serta bergerak berdasarkan pola – pola tertentu. Oleh karena itu, perkembangan dapat dimaknai sebagai serangkaian perubahan dinamis yang melibatkan seluruh aspek kehidupan individu sebagai hasil dari kematanga dan pengalaman baik secara internal maupun eksternal

E.     Faktor – faktor Kesadaran Karir Anak
Faktor –faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran karir anak terdiri  dari faktor internal dan faktor eksternal.
1.      Faktor Internal
Faktor internal dapat dibedakan satu dengan yang lain namun tidak dapat dipisah – pisah karena semua faktor dapat membentuk keunikan kepribadian. Faktor internal yang dapat mempengaruhi kesadaran karir pada anak usia sekolah dasar sebagai berikut:
1.      Nilai – nilai kehidupan (values). Nilai dapat menjadi pedoman dalam hidup seseorang sampai kapan pun dan sangat menentukan gaya hidup atau life style. Nilai memegang penting dalam keseluruhan perilaku dan dapat mempengaruhi seluruh harapan serta aspirasi dalam hidup. Penanaman kesadaran karir pada anak untuk menumbuhkan akan pemahaman akan diri yang akan berpengaruh terhadap gaya hidup masa yang akan datang.
2.      Taraf intelegensi. Taraf intelegensi seseorang ikut menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kesadaran karir seorang anak.
3.      Bakat khusus. Bakat menjadi faktor yang cukup berpengaruh terhadap kesadaran karir pada anak. Bakat merupakan abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu. Intelegensi dan bakat hanya dapat dideteksi dengan mengidentifikasi indikator – indikator yang manifestasikan dalam kualifikasi perilaku.
4.       Kecenderungan akan minat. Minat disertai dengan pemilihan sesuatu. Pemilihan karir merupakan perilaku yang disadari, karena memerlukan pertimbangan dan pemikiran tertentu baik yang berhubungan dengan pertimbangan etika, kemanfaatan atau memadai tidaknya aspek yang dipilih untuk kepentingan dirinya pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
5.      Sifat – sifat atau ciri kepribadian yang dapat memberi corak khas pada seseorang.  Kemampuan untuk mengenal sifat kepribadian akan membantu anak dalam mengenal diri dan memperoleh pemahaman diri yang positif. Gambaran diri da mengenal sifat kepribadian menjadi masukan untuk menentukan keberanian anak dalam mencari informasi karir.
6.      Pengetahuan atau informasi yang tepat. Anak atau usia sekolah dasar harus disisipkan pengalaman langsung, pengaturan alat – alat dan media perlu diperluas sehingga memberikan tantangan pemecahan masalah yang perlu dieksplorasi , informasi dan pengeuasaan keterampilan dasar. Pengetahuan atau informasi yang tepat adalah modal bagi anak untuk merencanakan masa depannya.

2.      Faktor Eksternal.
Faktor – faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesadaran karir pada anak dapat dibedakan satu sama lain namun tidak dapat dipisahkan karena akan menciptakan keseluruhan ruang gerak kehidupan. Faktor eksternal yang saling terkait dan dapat mempengaruhi kesadaran karir pada anak sebagai berikut:
a.       Masyarakat
Yaitu lingkungan sosial budaya dimana anak dibesarkan. Lingkungan masyarakat yang sangat luas dan berpengaruh besar terhadap pandangan anak terhadap kesadaran karir anak.
b.      Status Sosial – Ekonomi
Yaitu tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, jabatan orang tua, daerah tempat tinggal orang tua serta suku bangsa.
c.       Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti. Orang tua dan saudara kandung dari orang tua menyatakan segala harapan serta mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan pekerjaan. Pengaruh tersebut akan berdampak pada pandangan anak terhadap suatu pekerjaan tertentu.

F.     Kekuatan dan Kelemahan
Dalam http://konselingindonesia.com kekuatan dari teori ini terletak pada kemampuan individu untuk mewujudkan konsep diri dalam suatu bidang jabatan yang paling diinginkan untuk mengekspresikan diri sendiri dan juga berkaitan dengan pilihan terhadap peran yang dimiliki. Tersedianya kesempatan untuk mengambil keputusan sepanjang hidup.
Sedangkan kelemahannya, adalah seseorang yang tidak mempunyai konsep diri yang positif akan sulit untuk mewujudkan dirinya pada suatu bidang pekerjaan dan bila perkembangan melalui tahap kehidupan tidak mendapat bimbingan dan arahan akan mendapat kesulitan bagi individu mengembangkan konsep diri dan potensi yang dimiliki.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perkembangan karir pada masa anak – anak dipengaruhi oleh adanya dorongan atau yang lebih dikenal dengan perasaan curiga (coriouscity) yang  diimplementasikan dengan bentuk eksplorasi (eksploration). Tahap eksplorasi menurut Sukardi ( 1987 : 68) diawali sejak seseorang memiliki kesadaran bahwa pekerjaan itu merupakan suatu aspek daripada kehidupannya, pada masa fantasi seseorang menentukan arah pilih yang seringkali dikaitkan dengan permainannya. Eksplorasi adalah suatu upaya yang dilakukan anak menuju kearah mendapatkan sumber informasi (information). Salah satu sumber informasi bagi anak adalah figur seseorang yang menjadi idola (key figures).
Terdapat dua factor yang mempengaruhi kesadaran karir anak yang terdiri  dari faktor internal dan faktor eksternal. Teori ini juga terdapat kelemahan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu kemampuan individu untuk mewujudkan konsep diri dalam suatu bidang jabatan yang paling diinginkan,sedangkan kekurangannya yaitu seseorang yang tidak mempunyai konsep diri yang positif akan sulit untuk mewujudkan dirinya pada suatu bidang pekerjaan tertentu.
Dilaksanakannya bimbingan karir di sekolah dasar ialah sebagai upaya membantu siswa   untuk mengenal dirinya sendiri dan mengoptimakan potensi yang dimiliki, sehingga siswa mampu mengidentifikasi serta dapat belajar dalam membuat pilihan dan memutuskan sesuatu.

B.     Saran
1.      Bagi guru pembimbing, membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri dan mengembangkan bakat yang dimilkinya melalui kegiatan bermain
2.      Orangtua,memberikan contoh yang baik pada anak baik dalam berbicara,bersikap dan bertingkah laku serta mengontrol pergaulan anak
3.      Siswa, dapat memilah-milah prilaku yang pantas dan tidak pantas  untuk ditiru




DAFTAR PUSTAKA
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Osipow, S.H. 1983. Theories Of Career Development (3rd ed). New Jersey: Prentice-Hall International Inc.
Hadiarni dan Irman. 2009. Konseling Karir. Batusangkar : STAIN Batusangkar Press


Richard, S. Sharf. 1992. Applying Career Development Theory to Counseling (Terjemahan). California.

Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karir Di Sekolah – Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Abbasiyah

SASTRA ABBASIYAH 1 DAN 2 SERTA KARAKTERISTIKNYA Pada masa Abbasiyah geliat intelektual dan perkembangan peradaban Islam mencapai puncaknya termasuk kajian tentang sastra pada masa ini juga mengalami perkembangan. Bahasa pada masa ini mengalami kemundurn karena asimilasi bangsa Arab dengan ajam yang berpengaruh terhadap kualitas kebahasaan serta sering terjadi kesalahan bahasa. Perluasan wilayah kajian sastra yang tidak hanya pada wilayah syair tetapi juga prosa sehingga memunculkan karya-karya novel, buku-buku sastra, riwayat dan hikayat, serta munculnya genre baru النثرالتجديدي . Kata Kunci : Sastra Abbasiyah, Puisi Abbasiyah 1 dan 2   I.             PENDAHULUAN Al-Iskandary menyatakan bahwa kesusastraan bahasa setiap umat adalah segala prosa dan puisi yang dihasilkan oleh pikiran putra bangsa yang menggambarkan watak dan kebiasaan, daya khayal serta batas kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa yang bertujuan men...

Ingkar Janji Menurut Islam dan Kuhperdeta

INGKAR JANJI MENURUT ISLAM DAN KUHPerdata I. PERJANJIAN MENURUT HUKUM ISLAM Indonesia seakan penuh dengan masalah. Negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, diserang oleh wabah kepalsuan. Dari uang palsu, beras palsu, dokter palsu, sampai pada ijazah palsu, banyak ditemukan. Salah satu yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah janji palsu politisi. Hangatnya pembicaraan janji palsu bukan karena banyaknya janji pemimpin yang tidak ditepati. Namun topik tersebut menjadi hangat ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyepakati bahwa haram (berdosa) hukumnya jika janji kampanye tidak dilaksanakan saat politisi terpilih dan berkuasa. Tentu saja fatwa tersebut membuat politi kebakaran jenggot. Pasalnya hampir semua politisi mengumbar janji pada saat kampanye. Baik pada pemilu legislatif, pemilu presiden, maupun pemilu kepala daerah. Namun setelah terpilih janji tersebut tidak ditepati. Masyarakat akhirnya kecewa karena merasa telah ditipu oleh politisi yang dipilihnya. F...