Teori Perkembangan Karir Anak (Teori
Super)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut Donald
E. Super (Dewa. K.S, 1987:65) bahwa kematangan bekerja dan konsep diri (selft-concept) merupakan dua proses
perkembangan yang berhubungan. Maksudnya adalah bahwa tingkat kematagan bekerja
itu saling berhubungan. Apabila konsep diri seseorang itu baik, maka kematangan
kerjanya pun juga baik.
Dalam perkembangan anak-anak ada pula pekerjaan
yang disesuaikan dengan umur dan tingkat dengan kematangan emosinya. Yang mana
dalam teori super terdapat 6 fase perkembangan karir pada manusia. Salah
satunya adalah fase Growth. Dalam fase ini dijelaskan bahwa terhitung
sejak anak lahir sampai lebih kurang umur 15 tahun. Pada fase ini anak sedang
mengembangkan berbagai poten, pandangan khas, sikap, minat dan
kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktrur gambaran diri.
Jadi untuk lebih mengetahui lebih lanjut
tentang perkembangan karir pada anak-anak maka kami akan membahasnya pada bab
selanjutnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep
dasar teori perkembangan karir pada anak-anak?
2. Apa saja bentuk
karir yang ada pada anak?
3. Bagaimana tujuan
dari kesadaran karir pada anak?
4. Apa
saja kelebihan dan kelemahanya?
5. Bagaimana
penerapannya dalam layanan bimbingan dan Konseling?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
konsep dasar teori perkembangan karir pada anak-anak
2. Untuk mengetahui
bentuk karir yang ada pada anak
3. Untuk mengetahui
tujuan dari kesadaran karir pada anak
4. Untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahanya
5. Untuk mengetahui
bentuk penerapannya dalam layanan bimbingan dan Konseling
BAB II
TEORI PERKEMBANGAN KARIR ANAK – ANAK
A.
Konsep –
konsep Dasar Teori Perkembangan Karir Anak
Konsep dasar yang mendasari
perkembangan karir Super adalah bahwa perkembangan karir dipengaruhi oleh beberapa
faktor – faktor yang berada dalam diri individu (internal) seperti kecerdasan,
bakat khusus, minat, dan yang ada di luar individu (eksternal) yaitu aspek –
aspek lingkungan sosial – ekonomi seperti lingkungan masyarakat, sekolah, dan
keadaan ekonomi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Hadiarni ( 2009 : 127)
yang mengatakan bahwa perpaduan antara faktor internal dengan faktor eksternal
diri individu melahirkan pilihan karir seseorang, namun yang amat dominan dalam
mempengaruhi karir diri seseorang adalah faktor yang berada pada diri individu.
Gabungan dari keseluruhan faktor tersebut berpengaruh terhadap pandangan
individu mengenai karir dan harapan individu terhadap masa depannya. Faktor –
faktor tersebut juga berpengaruh terhadap perkembangan individu yang akan
membentuk konsep diri idividu. Berdasarkan asumsi ini, Super membagi teorinya
kedalam dua konsep utama yaitu konsep peran kehidupan dan tahap kehidupan.
Bagi Super peran – peran hidup
menggambarkan 6 peran utama individu yaitu pelajar (student), pekerja (worker),
warga negara (citizen), aktivitas waktu luang (leisurute), keluarga
(homemaker), dan anak (child).
Teori Super merupakan teori yang
paling banyak memberikan pengaruh terhadap
pengembangan karir. Teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh
Donald Super ini berdasarkan 3 konsep utama yaitu self, life – span, life – space. Dalam hal ini difokuskan terhadap life – span. Berdasarkan konsep teori perkembangan karir menurut Super, life – span merupakan konsep mengenai
rentang kehidupan menunjukkan proses pengembangan karir sepanjang rentang
kehidupan inividu. Konsep ini menjadi dasar pengembangan tahap pengembangan
pekerjaan untuk memahami tahap – tahap kehidupan.
Konsep ini digambarkan oleh Super
dalam pelangi kehidupan karir life career
rainbow (Sidik, 2012) dimana bagian luar dari pelangi menggambarkan usia
dan tahapan kehidupan. Seperti tergambar dalam diagram life career rainbow, terdapat lima tahapan pengembangan vokasional,
yaitu : pertumbuhan, eksplorasi, pemantapan, pembinaan/ pemeliharaan, dan
kemunduran. Tahapan ini berkaitan erat dengan tahap perkembangan kehidupan,
yaitu masa anak – anak, remaja, dewasa awal, dewasa, dan masa tua, kedua konsep
tahapan perkembangan ini kurang lebih sama dalam rentang usia masing – masing.
Menurut Super (Sharf, 1992:127)
perkembangan karir pada masa anak – anak dipengaruhi oleh adanya dorongan atau
yang lebih dikenal dengan perasaan curiga (coriouscity).
Bentuk kecurigaan diimplementasikan dengan bentuk eksplorasi (eksploration). Masa eksplorasi adalah
suatu perkembangan karir yang penting dan tidak boleh berhenti. Hadiarni
(2009:130) mengatakan masa ekplorasi itu dari umur 15 tahun sampai 24 tahun.
Tahap eksplorasi menurut Sukardi ( 1987 : 68) diawali sejak seseorang memiliki
kesadaran bahwa pekerjaan itu merupakan suatu aspek daripada kehidupannya, pada
masa fantasi seseorang menentukan arah pilih seringkali tidak realistis dan
sering dikaitkan dengan permainannya.
Eksplorasi adalah suatu upaya yang
dilakukan anak menuju kearah mendapatkan sumber informasi (information). Anak akan mengupayakan bagaimana informasi itu
didapatkan dengan berbagai cara. Salah satu sumber informasi bagi anak adalah
figur seseorang yang menjadi idola (key
figures). Proses kematangan anak, berkembang dari dalam diri anak sendiri (internal control) dan lingkungan yang
mempengaruhinya (eksternal control).
Cara anak dalam membuat keputusan karir, berkembang berdasarkan perspektif (time perspective) terhadap suatu
pekerjaan tertentu dan harapan dimasa yang akan datang. Konsep diri (self concept) yang positif akan
mempercepat kearah pengambilan keputusan karir. Perkembangan konsep diri adalah
suatu tahap yang penting dari keseluruhan proses perkembangan karir. Konsep
diri berasal dari upaya anak dalam mengeksplorasi lingkungan yang dapat
dijadikan media pembelajaran kearah informasi karir, peniruan, menemukan figur
orang dewasa yang sesuai dan pengembangan minat.
B.
Tujuan
Kesadaran Karir Pada Anak
Secara khusus layanan bimbingan
disekolah dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas –
tugas perkembangan yang meliputi aspek, perkembangan pribadi sosial, akademik
dan karir, sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Adapun tujuan dilaksanakan bimbingan
karir disekolah dasar untuk kesadaran karir anak adalah sebagai berikut:
1. Mengenali
macam – macam dan ciri – ciri dari berbagai jenis pekerjaan
2. Orientasi
dan informasi karir pada umumnya secara sederhana
3. Menentukan
cita – cita dan merencanakan masa depan
4. Pengenalan
dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak
dikembangkan
5. Mengeksplorasi
arah pekerjaan
6. Orientasi
dan informasi secara sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi khususnya
berkaitan dengan karir yang hendak dikembangkan
7. Menyesuaikan
antara keterampilan, kemampuan dan minat yang dimiliki dengan jenis – jenis
pekerjaan yang telah tersedia dilingkungan masyarakat
C.
Tahap – tahap Perkembangan Karir Menurut Donald
E.Super
Super
mengusulkan gagasan bahwa orang berusaha untuk menerapkan konsep dirinya dengan
memilih untuk masuk pekerjaan dianggap yang paling mungkin untuk memungkinkan
ekspresi diri. Pilihan karier adalah soal mencocokkan (matching). Di
dalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada
usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan menerima teori matching
(teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa
yang sekali terjadi dalam hidup seseorang (misalnya waktu tamat pendidikan dan
mau meninggalkan sekolah). Orang dan situasi lingkungannya berkembang, dan
keputusan karier itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang
kecil-kecil.
1.
Tahap
Perkembangan Karier
a.
Tahap
Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun
Adanya
pertumbuhan fisik dan psikologis. Pada tahap ini individu mulai membentuk sikap
dan mekanisme tingkah laku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep
dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman memberikan latar belakang pengetahuan
tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan dalam pilihan pekerjaan mulai yang
tentatif sampai dengan final.
b.
Tahap
Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun
Dimulai
sejak individu menyadari bahwa pekerjaan merupakan suatu aspek dari kehidupan
manusia. Pada awal masa ini atau masa fantasi, individu menyatakan pilihan
pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan
kehidupan permainannya.
c.
Tahap
Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun
Berkaitan
dengan pengalaman seseorang pada saat mulai bekerja. Pada masa ini individu
dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan
pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. Sebagian masa ini
adalah masa try-out. Individu mungkin menerima pekerjaan dengan perasaan
pasti bahwa ia akan mengganti pekerjaan jika merasa tidak cocok. Apabila
ternyata individu mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu
pekerjaan, pilihannya menjadi mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan
itu sebagai aspek dari konsep dirinya serta kesempatan terbaik untuk mendapatkan
kepuasan kerja.
d.
Tahap
Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun
Individu
berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang
dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat.
Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu. Pada
intinya individu berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang
memberikan kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang
tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai individu itu meninggalkan pekerjaan
tersebut untuk berganti dengan pekerjaan yang lain.
e.
Tahap
Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun.
Tahap
menjelang berhenti bekerja (preretirement). Pada tahap ini perhatian
individu dipusatkan pada usaha bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi
persyaratan out-put atau hasil yang minimal sekalipun. Individu lebih
memperhatikan usaha mempertahankan prestasi kerja daripada upaya meningkatkan
prestasi kerjanya.
Kelima
tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang
menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas
perkembangan vokasional (vocational developmental
tasks).
2. Tugas
Perkembangan Vokasional
Menurut Super dalam Osipow (1983)
tugas perkembangan vokasional meliputi:
a. Kristalisasi
(Crystallization): 14 – 18 tahun
Kristalisasi
dari preferensi vokasional mengharuskan individu untuk merumuskan ide-ide
tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya sendiri. Hal ini juga mensyaratkan
perkembangan pekerjaan dan konsep diri yang akan membantu memediasi pilihan
vokasional yang bersifat sementara individu dengan cara pengambilan keputusan
pendidikan yang relevan. Sementara tugas kristalisasi dapat terjadi pada semua
usia, demikian juga semua tugas perkembangan vokasional, paling biasanya
terjadi selama 14 – 18 tahun.
b. Spesifikasi
(Specification): 18 – 21 tahun
Spesifikasi
dari preferensi vokasional. Di sini, individu diharuskan untuk mempersempit
arah karier umum menjadi satu tertentu dan mengambil langkah yang diperlukan
untuk melaksanakan keputusan tersebut.
c. Pelaksanaan
(Implementation): 21 – 25 tahun
Tugas
vokasional ketiga adalah pelaksanaan preferensi vokasional. Tugas ini
mengharuskan individu untuk menyelesaikan beberapa pelatihan dan mulai bekerja
yang relevan. Yang dibutuhkan sikap dan perilaku untuk panggilan tugas,
pengakuan individu akan kebutuhan berguna untuk merencanakan pelaksanaan
preferensi dan pelaksanaan rencana ini.
d. Stabilisasi
(Stabilization): 25 – 35 tahun
Stabilisasi
adalah tugas perkembangan karier yang keempat. Tugas ini diwakili oleh perilaku
menetap dalam bidang pekerjaan dan penggunaan bakat seseorang sedemikian rupa
untuk menunjukkan kesesuaian keputusan karier buat sebelumnya. Hal ini bisa
diduga bahwa perubahan posisi individu selama periode stabilisasi ada tapi
jarang perubahan pekerjaan. Sikap yang diperlukan dan perilaku sangat serupa
dengan tugas-tugas pelaksanaan dan stabilisasi.
Adapun menurut Super dalam Munandir (1996) tugas
perkembangan vokasional meliputi:
- Preferensi pekerjaan (14 – 18 tahun)
- Spesifikasi preferensi (18 – 21 tahun)
- Implementasi preferensi (21 – 25 tahun)
- Stabilisasi dalam suatu pekerjaan (25 – 35 tahun)
- Konsolidasi status dan kemajuan (masa akhir usia 30-an dan usia 40-an).
Berkaitan dengan tugas-tugas
perkembangan karier, Super mengembangkan konsep kematangan vokasional (career
maturity; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan individu
menyelesaikan semua tugas perkembangan vokasional yang khas bagi tahap
perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan vokasional adalah misalnya
kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta
kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan
dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan.
Beraneka indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada rnasing-masing tahap
perkembangan vokasional, lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda.
Berkenaan dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah
dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory,
Career Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.
D.
Kesadaran Karir Pada Anak
Perkembangan karir adalah suatu
proses yang terikat secara sosial, artinya perkembangan karir ikut dipengaruhi
oleh lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi, kondisi geografis, status
kesukuan, jenis kelamin dan kelompok sosial.
Karir adalah suatu rentangan
aktifitas pekerjaan yang saling berhubungan antar individu untuk memajukan
kehidupannya yang melibatkan berbagai perilaku, kekuatan motivatif, kemampuan,
sikap, kebutuhan, aspirasi, cita – cita sebagai suatu rentang kehidupannya
sendiri.
Pada usia sekolah dasar kesadaran
karir lebih dititik beratkan pada eksplorasi karir dan pengenalan jabatan yang
ada dalam lingkungan masyarakat. Meskipun anak belum sampai pada tahap
pemilihan karir, namun pemilihan karir sangat dipengaruhi oleh lingkungan
keluarga, masyarakat, media atau faktor lain yang ikut dalam membantu mengambil
keputusan dalam karir. Pihak sekolah membantu anak mendapat informasi karir,
mengenal karakteristik diri serta hubungan antara pekerjaan dan belajar dalam
kehiduan sehari – hari. Pada waktu yang sama, kurikulum sekolah hendaknya
menjaga dari bias gender mengenai informasi pekerjaan.
Rumusan kompetensi kesadaran karir
siswa sekolah dasar dikembangkan berdasarkan perkembangan anak dan aspek
kesadaran karir anak yang meliputi:
a. Aspek
kesadaran diri
b. Kesadaran
pengetahuan karir
c. Kesadaran
mencari informasi karir
d. Sikap
terhadap karir
e. Kesadaran
membuat pilihan sehat dan keputusan efektif
f.
Kesadaran keterampilan karir
Dalam perkembangan, suatu aspek
dengan aspek lainnya saing berkaitan dan saling mempengaruhi serta bergerak
berdasarkan pola – pola tertentu. Oleh karena itu, perkembangan dapat dimaknai
sebagai serangkaian perubahan dinamis yang melibatkan seluruh aspek kehidupan
individu sebagai hasil dari kematanga dan pengalaman baik secara internal
maupun eksternal
E.
Faktor –
faktor Kesadaran Karir Anak
Faktor –faktor yang dapat
mempengaruhi kesadaran karir anak terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor
Internal
Faktor
internal dapat dibedakan satu dengan yang lain namun tidak dapat dipisah –
pisah karena semua faktor dapat membentuk keunikan kepribadian. Faktor internal
yang dapat mempengaruhi kesadaran karir pada anak usia sekolah dasar sebagai
berikut:
1. Nilai
– nilai kehidupan (values). Nilai
dapat menjadi pedoman dalam hidup seseorang sampai kapan pun dan sangat
menentukan gaya hidup atau life style.
Nilai memegang penting dalam keseluruhan perilaku dan dapat mempengaruhi
seluruh harapan serta aspirasi dalam hidup. Penanaman kesadaran karir pada anak
untuk menumbuhkan akan pemahaman akan diri yang akan berpengaruh terhadap gaya
hidup masa yang akan datang.
2. Taraf
intelegensi. Taraf intelegensi seseorang ikut menjadi faktor yang berpengaruh
terhadap kesadaran karir seorang anak.
3. Bakat
khusus. Bakat menjadi faktor yang cukup berpengaruh terhadap kesadaran karir
pada anak. Bakat merupakan abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu.
Intelegensi dan bakat hanya dapat dideteksi dengan mengidentifikasi indikator –
indikator yang manifestasikan dalam kualifikasi perilaku.
4. Kecenderungan akan minat. Minat disertai dengan pemilihan
sesuatu. Pemilihan karir merupakan perilaku yang disadari, karena memerlukan
pertimbangan dan pemikiran tertentu baik yang berhubungan dengan pertimbangan
etika, kemanfaatan atau memadai tidaknya aspek yang dipilih untuk kepentingan
dirinya pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
5. Sifat
– sifat atau ciri kepribadian yang dapat memberi corak khas pada
seseorang. Kemampuan untuk mengenal
sifat kepribadian akan membantu anak dalam mengenal diri dan memperoleh
pemahaman diri yang positif. Gambaran diri da mengenal sifat kepribadian
menjadi masukan untuk menentukan keberanian anak dalam mencari informasi karir.
6. Pengetahuan
atau informasi yang tepat. Anak atau usia sekolah dasar harus disisipkan
pengalaman langsung, pengaturan alat – alat dan media perlu diperluas sehingga
memberikan tantangan pemecahan masalah yang perlu dieksplorasi , informasi dan
pengeuasaan keterampilan dasar. Pengetahuan atau informasi yang tepat adalah
modal bagi anak untuk merencanakan masa depannya.
2. Faktor
Eksternal.
Faktor – faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi kesadaran karir pada anak dapat dibedakan satu sama lain namun
tidak dapat dipisahkan karena akan menciptakan keseluruhan ruang gerak
kehidupan. Faktor eksternal yang saling terkait dan dapat mempengaruhi kesadaran
karir pada anak sebagai berikut:
a. Masyarakat
Yaitu lingkungan sosial budaya dimana anak dibesarkan.
Lingkungan masyarakat yang sangat luas dan berpengaruh besar terhadap pandangan
anak terhadap kesadaran karir anak.
b. Status
Sosial – Ekonomi
Yaitu tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang
tua, jabatan orang tua, daerah tempat tinggal orang tua serta suku bangsa.
c. Pengaruh
dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti. Orang tua dan saudara
kandung dari orang tua menyatakan segala harapan serta mengkomunikasikan
pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan pekerjaan. Pengaruh
tersebut akan berdampak pada pandangan anak terhadap suatu pekerjaan tertentu.
F.
Kekuatan dan
Kelemahan
Dalam http://konselingindonesia.com kekuatan dari teori ini terletak
pada kemampuan individu untuk mewujudkan konsep diri dalam suatu bidang jabatan
yang paling diinginkan untuk mengekspresikan diri sendiri dan juga berkaitan
dengan pilihan terhadap peran yang dimiliki. Tersedianya kesempatan untuk
mengambil keputusan sepanjang hidup.
Sedangkan kelemahannya, adalah
seseorang yang tidak mempunyai konsep diri yang positif akan sulit untuk
mewujudkan dirinya pada suatu bidang pekerjaan dan bila perkembangan melalui
tahap kehidupan tidak mendapat bimbingan dan arahan akan mendapat kesulitan
bagi individu mengembangkan konsep diri dan potensi yang dimiliki.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan karir pada masa anak –
anak dipengaruhi oleh adanya dorongan atau yang lebih dikenal dengan perasaan
curiga (coriouscity) yang diimplementasikan dengan bentuk eksplorasi (eksploration). Tahap eksplorasi menurut
Sukardi ( 1987 : 68) diawali sejak seseorang memiliki kesadaran bahwa pekerjaan
itu merupakan suatu aspek daripada kehidupannya, pada masa fantasi seseorang
menentukan arah pilih yang seringkali dikaitkan dengan permainannya. Eksplorasi
adalah suatu upaya yang dilakukan anak menuju kearah mendapatkan sumber
informasi (information). Salah satu
sumber informasi bagi anak adalah figur seseorang yang menjadi idola (key figures).
Terdapat dua factor yang
mempengaruhi kesadaran karir anak yang terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal. Teori ini juga terdapat
kelemahan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu kemampuan individu untuk
mewujudkan konsep diri dalam suatu bidang jabatan yang paling
diinginkan,sedangkan kekurangannya yaitu seseorang yang tidak mempunyai konsep
diri yang positif akan sulit untuk mewujudkan dirinya pada suatu bidang
pekerjaan tertentu.
Dilaksanakannya bimbingan karir di
sekolah dasar ialah sebagai upaya membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri dan
mengoptimakan potensi yang dimiliki, sehingga siswa mampu mengidentifikasi
serta dapat belajar dalam membuat pilihan dan memutuskan sesuatu.
B.
Saran
1. Bagi
guru pembimbing, membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri dan
mengembangkan bakat yang dimilkinya melalui kegiatan bermain
2. Orangtua,memberikan
contoh yang baik pada anak baik dalam berbicara,bersikap dan bertingkah laku
serta mengontrol pergaulan anak
3. Siswa,
dapat memilah-milah prilaku yang pantas dan tidak pantas untuk ditiru
DAFTAR PUSTAKA
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.Osipow, S.H. 1983. Theories Of Career Development (3rd ed). New Jersey: Prentice-Hall International Inc.
Hadiarni dan Irman. 2009. Konseling Karir. Batusangkar : STAIN
Batusangkar Press
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_conten&task=view&id=329&itemid=148, diakses 6 April 2013
http://sidikapriansyah.blogspot.com/2012/03/teori-donald-e-super.html,
diakses 5 April 2013
Richard, S. Sharf. 1992. Applying
Career Development Theory to Counseling (Terjemahan). California.
Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karir Di Sekolah – Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Komentar
Posting Komentar