LATAR BELAKANG
Di
dunia ini terdapat lebih dari 280.000 species tumbuhan, belum termasuk
sekitar 100.000 spesies jamur, yang kesemuanya telah diidentifikasi dan
telah diberi namasesuai dengan
peraturan yang berlaku. Ada pendapat yang mengelompokan jam kedal
am tumbuhan karena kemiripannya dengan dan adda juga yangmengelompokannya tersendiri karena jamur tidak
berklorofil (Campbell dan Reece,2002).Dari
keseluruhan tumbuhan yang tersebar di muka bumi, sekitar 10%
diantaranya berada di Indonesia. Tumbuhan yang tingkat perkembangannya
lebih tinggi, yaitutumbuhan tingkat tinggi (
Phanerogamae
), dimasukkan dalam satu division yaituSpermatophyta
yang terbagi atas Gymnospermae dan Angiospermae. Angiospermaeterbagi lagi atas
Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae.Manusia telah
memanfaatkan tumbuhan sebagai tanaman sumber bahan makanan(tanaman
pangan, tanaman perkebunan, tanaman sayuran, dan tanaman buah-buahan),sumber bahan obat, sumber bahan rempah/bumbu, sumber tanaman hias,sumber bahan
kerajinan/industry, sumber bahan sandang dan papan. Agar spesies tumbuhantersebut dapat dikenali karena kaitannya dengan
peranannya dalam bidang produksitanaman secara efektif dan produktif, maka perlu dikaji pengetahuan tentangklasifikasi tumbuhan sehingga semua tumbuhan dapat dikelompokan secarataksonomis
berdasarkan cirri-ciri yang spesifik.
Pengertian dari
morfologi tumbuhan
adalah “studi tentang
perkembangan bentuk, dan struktur tumbuhan, yang berimplikasi upaya untuk
menginterpretasi berdasarkan kesamaan asal dan tujuan”.
ada dua golongan tumbuhan yang menjadi bahasan morfologi tumbuhan yaitu: Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan biji). Studi tentang morfologi tumbuhan harus melihat dari tiga aspek utama yang merepresentasikan arti dan fakta dari studi morfologi, yaitu: deskripsi secara lisan dari suatu bentuk, klasifikasi bentuk, genesis bentuk atau morfogenesis.
ada dua golongan tumbuhan yang menjadi bahasan morfologi tumbuhan yaitu: Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan biji). Studi tentang morfologi tumbuhan harus melihat dari tiga aspek utama yang merepresentasikan arti dan fakta dari studi morfologi, yaitu: deskripsi secara lisan dari suatu bentuk, klasifikasi bentuk, genesis bentuk atau morfogenesis.
Fungsi Morfologi Tumbuhan
Fungsi dari morfologi
tumbuhan adalah untuk menggambarkan bagaimana wujud atau bentuk tumbuhan dengan
deskripsi. Dimana Pendeskripsian mengenai wujud dan suatu bentuk tubuh tumbuhan
menggunakan istilah atau terminologi berupa kata-kata tertentu untuk
mengungkapkan makna yang tertentu pula. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan
bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi
dari masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga
berusaha mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang terbentuk. Informasi
morfologi dibutuhkan dalam pemahaman siklus hidup, penyebaran geografis,
ekologi, evolusi, konservasi, serta pendefinisian spesies.
Tumbuhan
yang tergolong tumbuhan tinggi adalah tumbuhan berbiji, karena tumbuhan
tersebut memiliki akar, batang, dan daun sejati serta organ tambahan seperti
bunga dan buah.
Didalam buah itu terdapat biji. Tumbuhan biji disebut juga tumbuhan berbunga. Bunga itu sebagai alat reproduksi atau perkawinan atau perkembangbiakan tumbuhan biji. Tumbuhan berbiji digolongkan menjadi dua, yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae / Pinophyta) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae/Magnoliophyta).
A. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae/Pinophyta)
Gymnospermae berasal dari kata gymno berarti telanjang dan sperma berarti biji. Kelompok tumbuhan ini disebut berbiji terbuka atau telanjang, karena bijinya tidak dilindungi oleh daun buah.
1. Ciri umum tumbuhan berbiji terbuka
- Tumbuhan biji terbuka pada umumnya berupa pohon besar dan berakar tunggang.
- Daunnya umumnya berupa daun jarum atau sisik, seperti pada pohon pinus dan cemara, dan ada beberapa yang berdaun lebar seperti pada melinjo (tangkil).
- Beberapa jenis tumbuhan Gymnospermae mempunyai alat kelamin jantan dan betina pda satu pohon, tetapi kedua alat tersebut letaknya terpisah. Pada jenis lain alat kelamin jantan dan betina tidak berada dalam satu pohon, melainkan pada pohon yang berbeda bahkan ada yang berjauhan. Jadi ada pohon jantan yang mempunyai alat kelamin jantan dan pohon betina yang hanya mempunyai alat
kelamin betina.
Didalam buah itu terdapat biji. Tumbuhan biji disebut juga tumbuhan berbunga. Bunga itu sebagai alat reproduksi atau perkawinan atau perkembangbiakan tumbuhan biji. Tumbuhan berbiji digolongkan menjadi dua, yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae / Pinophyta) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae/Magnoliophyta).
A. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae/Pinophyta)
Gymnospermae berasal dari kata gymno berarti telanjang dan sperma berarti biji. Kelompok tumbuhan ini disebut berbiji terbuka atau telanjang, karena bijinya tidak dilindungi oleh daun buah.
1. Ciri umum tumbuhan berbiji terbuka
- Tumbuhan biji terbuka pada umumnya berupa pohon besar dan berakar tunggang.
- Daunnya umumnya berupa daun jarum atau sisik, seperti pada pohon pinus dan cemara, dan ada beberapa yang berdaun lebar seperti pada melinjo (tangkil).
- Beberapa jenis tumbuhan Gymnospermae mempunyai alat kelamin jantan dan betina pda satu pohon, tetapi kedua alat tersebut letaknya terpisah. Pada jenis lain alat kelamin jantan dan betina tidak berada dalam satu pohon, melainkan pada pohon yang berbeda bahkan ada yang berjauhan. Jadi ada pohon jantan yang mempunyai alat kelamin jantan dan pohon betina yang hanya mempunyai alat
kelamin betina.
Diantara ketujuh tersebut, kelompok Pinaceae dan
Cupressaceae merupakan kelompok tumbuhan biji terbuka yang paling banyak
jenisnya dan paling besar manfaatnya bagi manusia. Tumbuhan tersebut tidak
menghasilkan bunga seperti pada tumbuhan mawar atau tumbuhan kembang sepatu.
Alat perkembangbiakannya terdaapt dalam suatu bagian yang dsiebut rujung
(strobilus). Ada dua macam rujung yaitu rujung jantan dan rujung betina

A.
PENGERTIAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Tumbuhan
paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan
tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang
sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang
lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat
seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel
(epifit) pada pohon.
B. CIRI
– CIRI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Berikut
ini beberapa ciri-ciri tumbuhan paku, diantaranya meliputi:
§
Organisme multiseluler
dan eukariotik
§
Sudah memiliki akar,
daun dan batang sejati, sehingga disebutkormophyta berspora.
a.
Struktur Akar
Akar
tumbuhan paku berbentuk serabut dengan kaliptra pada ujungnya. Jaringan akarnya
terdiri dari epidermis, korteks, dan silinder pusat.
b.
Struktur Batang
Serupa
halnya dengan jaringan akarnya, struktur batang tumbuhan paku juga terdiri dari
epidermis, korteks, dan silinder pusat. Pada silinder pusat tersebut terdapat
berkas pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem. Berkas pembuluh ini berperan
dalam proses fotosintesis dan mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan.
c.
Struktur Daun
Struktur
daun tumbuhan paku terdiri atas jaringan epidermis, mesofil, dan pembuluh
angkut. Sedangkan jenis tumbuhan paku sendiri terdiri atas berbagai macam,
meliputi:
Jika
ditinjau dari ukuran daun, maka daun tumbuhan paku ada yang berukuran kecil
(mikrofil) dan berukuran besar (makrofil). Daun mikrofil tidak bertangkai dan
tidak bertulang, serta bebentuk rambut atau sisik. Sedangkan daun makrofil
bertangkai, bertulang daun, jarngan tiang, bunga karang, dan juga memiliki
mesofil dengan stomata, serta bebentuk
Jika
ditinjau dari fungsinya, daun tumbuhan paku ada yang menghasilkan spora
(sporofil) dan tidak menghasilkan spora (tropofil). Daun tropofil disebut
sebagai daun steril dan memiliki klorofil sehingga berperan dalam proses
fotosintesis dalam menghasilkan glukosa. Sedangkan daun sporofil disebut
sebagai daun fertil karena menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan.
§
Umumnya habitat
tumbuhan paku pada tempat yang lembab, bisa di darat, perairan, ataupun
menempel.
§
Tumbuhan paku dapat
bereproduksi secara seksual maupun secara aseksual.
§
Tumbuhan paku bersifat
fotoautotrof, karena memiliki klorofil sehingga dapat berlangsungnya proses
fotosintesis.
§
Dalam siklus hidup tumbuhan
paku, pada fase metagenesis terdapat fase sporofit yaitu tumbuhan paku
sendiri. Fase sporofit pada metagenesis memiliki sifat yang lebih dominan
dibandingkan fase gametofitnya.
C.
KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Tumbuhan
paku (Pteridophyta) dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas apabila
ditinjau dari morfologi tubuh, diantaranya yaitu:
a.
Psilophyta (paku kurba/paku telanjang)
![]() |
Tumbuhan
paku kelas ini belum memiliki daun dan akar, namun batangnya sudah memiliki
berkas pengangkut, bercabang-cabang dengan sporangium diujungnya. Sporofil
mengandung satu jenis spora, dikenal dengan istilah homospora. Contohnya, Rhynia
Major dan Psylotum sp
b.
Equisetophyta/ Sphenophyta
Tumbuhan
paku kelas ini memeiliki batang yang mirip dengan ekor kuda, memiliki daun
mirip kawat, dan daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Tumbuhan paku kelas ini
dikenal juga dengan sebutan paku ekor kuda.
Contohnya, Equisetum
debile.
c.
Lycophyta (paku kawat/paku rambat)
Kelas
Lycophyta, tumbuhan paku berdaun kecil, tersusun spiral, batang seperti kawat,
sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul pada ujung ketiak.
Contohnya, Lycopodium
sp (paku rane), Lycopodium clavatum (paku kawat),
Selaginella sp.
d.
Filicinae/Pterophyta (paku sejati)
Tumbuhan
paku kelas ini sudah lebih tinggi tingkatannya dibanding kelas sebelumnya.
Kelas Pterophyta sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Daun tumbuhan ini berukuran besar sehingga disebut megafil. Batangnya dapat
tumbuh di atas maupun di bawah tanah. Karakteristik klas kelas ini ialah daun
mudanya menggulung (circinnatus) dan terdapat sorus di bagian
permukaan bawah daun.
Contohnya,
Asplenium nidus (paku sarang burung), Salvinia natans (paku sampan), Adiantum
farleyense (ekor merak), dan lainnya.
Berdasarkan
jenis sporanya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Paku
Homospora
Tumbuhan
paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran yang sama dan tidak dapat
dibedakan antara spora jantan dan spora betina. Tumbuhan jenis ini dikenal juga
dengan sebutan paku isospora.
Contohnya, Lycopodium
sp (paku kawat).
2. Paku
Heterospora
Tumbuhan
paku jenis ini menghasilkan spora yang berbeda ukuran sehingga disebut
an-isospora. Spora jantan disebut mikrospora karena berukuran kecil, sedangkan
spora betina berukuran lebih besar sehingga disebut makrospora.
Contohnya, Selaginella sp (paku rane).
3. Paku
Peralihan
Paku
peralihan merupakan tumbuhan paku dengan jenis kelamin yang berbeda, namun
ukuran sporanya sama.
Contohnya, Equisetum
debile (paku ekor kuda).
PENGERTIAN
TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
Lumut
(dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan
yang hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak
tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari
50 cm. Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah.
Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali didalam laut. Lumut
mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A dan B,
sehingga dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk
kedalam kingdom plantae, yang mana kingdom plantae meliputi semua organisme
yang multiseluler dan telah berdiferensiasi, eukariotik, dan dinding selnya
mempunyai selulosa. Organisme yang termasuk kedalam plantae ini hampir
seluruhnya bersifat autotrof (membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya
matahari saat proses fotosintesis.
B. CIRI
– CIRI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
§
Berukuran kecil dan
jarang mencapai 15 cm
§
Bentuknya pipih
seperti pita, dan adapula seperti batang dengan daun yang kecil
§
Sel-sel penyusun
tubuhnya mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa
Batang
dan daunnya mempunyai susunan yang berbeda,yaitu:
1. Selapis
sel kulit, yang beberapa diantaranya membentuk rizoid epidermis, rizoid tampak
seperti benang yang berfungsi sebagai akar dan menyerap makanan dari air dan
garam mineral
2.
Lapisan kulit dalam tersusun atas korteks, silinder pusat yang terdiri dari sel
penunjang atau parenkim yang memanjang, tidak mengandung xilem dan floem
3.
Silinder pusat, terdiri atas sel parenkim yang berguna untuk mengangkut ari
dan
garam mineral.
§
Pertumbuhan pada lumut
yaitu secara memanjang
§
Susunan gametangiumnya
(arkegonium ataupun anteredium) mempunyai susunan yang khas, yang sering
dijumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta), terutama arkegoniumnya. Arkegonium
adalah gamet betina yang berbentuk seperti botol dan mengandung sel ovum,
sedangkan anteredium adalah gamet jantan tabg berbentuk bulat dan mengandung
sel spermatozoid
§
Daunnya setebal satu
lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu lapis. Sel-sel daun
kecil, mengandung kloroplas yang tersusun seperti jaring dan berbentuk sempit
dan memanjang
Sporofit
(sporogonium) terdiri atas:
1. Seta
atau tangki
2.
Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi dinding arkegonium
3.
Apofisis, yaitu ujung seta atau tangki yang melebar, merupakan peralihan antara
seta dan kotak spora
4.
Kaliptra atau tudung, yaitu berasal dari dinding arkegonium atas dan akan
menjadi tudung kotak spora
5.
Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora
§
Sistem reproduksi
bersifat metagenesis, yaitu reproduksi silih berganti antara seksual
(gametofit) dan aseksual (sporofit). Reproduksi seksual membentuk gamet jantan
dan betina dalam gametofit, sedangkan reproduksi aseksual dengan spora haploid
terbentuk didalam sporofit
C.
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
Siklus
hidup tumbuhan lumut bersifat metagenesis, karena bergantian antara reproduksi
seksual dan aseksual. Awalnya sporofit menghasilkan spora yang akan menjadi
protonema, dari protonema inilah gametofit terbentuk. Generasi gametofit ini
punya satu sel kromosom yang disebut dengan haploid (n) dan gametofit ini
menghasilkan gametangium (organ reproduksi) yang disebut dengan anteredium pada
jantan dan arkegonium pada betina. Gametangium dilindungi oleh daun khusus
(bract).
Anteredium
berbentuk bulat dan menghasilkan sperma berflagela (anterezoid dan
spermatozoid), sedangkan arkegonium berbentuk seperti botol yang memiliki
bagian lebar disebut perut, dan ada bagian sempitnya yang disebut dengan leher.
Pembuahan
(fertilisasi) sel telur oleh anterzoid membuahkan zigot dengan dua sel kromosom
atau disebut dengan diploid (2n). Zigot inilah yang merupakan awal dari
sporofit lagi. Kemudian zigot melakukan pembelahan menjadi sporofit dewasa yang
sudah memiliki kaki untuk melekat pada gametofit, seta, dan kapsul di bagian
ujungnya. Kapsul ini merupakan tempat dihasilkannya spora melalui fase fase
pada meiosis. Setelah spora masak dan dikeluarkan dari dalam kapsul, barulah
siklus hidup lumut berulang lagi dari awal.
D.
KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
1.
Lumut Hati (HepatiCospida)
Sesuai
dengan namanya, lumut ini dapat diamati langsung dengan mata, lumut ini mempunyai
bentuk khas yaitu lekukan-lekukan yang menyerupai bentuk hati dan juga terbagi
atas dua lobus, sama seperti hati. Lumut ini tumbuh dan menempel di bebatuan,
tanah, daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika dan
dinding-dinding pada bangunan tua yang lembab. Lumut hati dapat melakukan
fotosintesis untuk makanannya sendiri (autotrof). Struktur tubuhnya meliputi
akar, batang, dan daun.
Lumut
hati dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk talusnya, yaitu lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal
(belakang) talus pada jenis terletak pada bagian terminal (ujung).
Lumut
hati berkembang biak dengan oogami secara generatif, dan dengan fragmentasi,
tunas, dan kuncup eram secara vegetatif. Didalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan dan disebut dengan elatera, elatera ini akan terlepas saat
kapsul terbuka, sehingga akan membantu memancarkan spora. Lumut ini juga
bereproduksi secara aseksual dengan menggunakan sel yang disebut dengan gemma,
yang berbentuk mangkok dan terletak dipermukaan sporofit.
Contoh
lumut ini adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
2.
Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Tubuh
lumut tanduk menyerupai lumut hati yaitu seperti talus, tetapi sporofitnya
berbentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit.
Cara perkembang biakannya sama dengan lumut hati, yaitu perkembang biakan
secara generatif dengan membentuk anteridium dan arkhegonium yang terkumpul
pada sisi atas talus.
Selnya
hanya memiliki satu kloroplas, kloroplas ini berukuran besar dan terbesar dari
pada kebanyakan tumbuhan lumut.
Lumut
tanduk banyak ditemukan di tepi-tepi sungai dan danau, disepanjang selokan,
ditepi jalan yang basah dan lembab. Salah satu contoh dari lumut tanduk
adalah Anthoceros Laevis.
3.
Lumut Daun (Musci)
Lumut
daun atau lumut sejati merupakan lumut yang sering kita jumpai karena tempat
hidupnya yang lebih terbuka dibanding lumut lain, bentuknya pun lebih menarik.
Lumut sejati memiliki perbedaan dengan lumut hati yaitu dari segi dauunya yang
tumbuhn pada semua sisi sumbu utama, atau dengan kata lain, daunnya berasal
dari pusat tengah lumut tersebut (simetri radial).
Daun
ini mempunyai rusuk pada bagian tengahnya dan rusuk tersebut tersusun pada
batang dengan mengikuti garis spiral, panjangnya dapat bervariasi dari suatu
bagian dari satu inci dan mencapati satu kaki. Pada rusuk tengah ini mengandung
sel yang memanjang, fungsinya untuk mengangkut air dan zat-zat hara. Lumut
sejati tidak memiliki akar.
Seperti
lumut gambut dan lumut rawa, daunnya khas karena mempunyai jaringan sel kecil
dan memisahkan sel mati yang besar. Mempunyai daya menghisap air yang laur
biasa. Ini lah makanya lumut ini dapat bertahan hidup dirawa.
Gametofitnya
mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang relatif kecil, pembuahan
dilakukan oleh spermatozoid yang bergerak aktif dengan flagela nya, bila ada
air maka spermatozoid akan berenang menuju ovum. Kemudian hasil fertilisasi
menjadi sporofit, yang ketika sporofit sudah matang memiliki kaki penghisap dan
satu tangkai yang panjang, juga sebuah kapsul yang khas.
Contoh
lumut ini adalah Polytricum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum,
Aerobrysis longissima, dan lumut gambut atau Sphagnum.
E.
MANFAAT TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
Ciri-ciri tumbuhan lumut:
Tumbuhan
ini mempunyai ciri tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati yang disebut
dengan
tumbuhan talus (thallophyta)
tumbuhan talus (thallophyta)
a. Hidup di
tempat lembab, terdiri atas banyak sel
b. Belum memiliki
akar, batang dan daun sejati.
c. Memiliki
rizoid atau akar semu yg berfungsi sebagai akar untuk melekat
d. Mempunyai
klorofil, bersifat autotrof
e. Mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis yaitu gametofit dan sporofit
f. Termasuk tumbuhan
peralihan
g. Berkembang biak
dengan spora yg dihasilkan oleh sporangium.
h. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki
dinding sel yang terdiri dari selulosa.
i. Pada semua tumbuhan yang tergolong
lumut terdapat persamaan bentuk
susunan gametangiumnya(anteredium
maupun arkegonium) terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas
yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta).
j. Batang dan daun pada tumbuhan lumut
yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara
melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk
rizoid – rizoid epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel
dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang
memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam
mineral (makanan)
k. Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat
floem maupun xylem.
l. Daun lumut umumnya setebal satu lapis
sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel –sel
daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti
jala.
m. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan
memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
n. Rizoid tampak seperti rambut / benang –
benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan
menyerap air serta garam – garam mineral (makanan).
o. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut
terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa
dinding arkegonium.
2. Seta atau tangki.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak
melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari
dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut
mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Ø Ciri-ciri tumbuhan paku:
a. Lapisan
pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi
b. Embrio
multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
c. Lapisan
kutikula pada bagian luar tubuh,
d. Sistem
transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral
dari dalam tanah,
e. Struktur
tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
f. Akarnya
berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi
kaliptra,
g. Batangnya pada
umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam
tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
h. Daunnya yang
muda umumnya melingkar atau menggulung,
i. Memiliki
jaringan pembuluh yaitu, xilem yg mengangkut air dari akar ke daun dan floem yg
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.
j. Merupakan
jenis tumbuhan berkomus. Yaitu antara bagian akar, batang dan daunnya sudah
dapat dibedakan dengan jelas.
k. Hidup
didaratan, terutama ditempat lembab. Tetapi ada pula yg hidup ditempat kering,
menempel di dinding atau tubuh tumbuhan lain, ada pula yg hidup diair.
l. Daun
tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
tropofil untuk fotosintesis
sporofiltempat pembentukan spora
tropofil untuk fotosintesis
sporofiltempat pembentukan spora
Ø Ciri-ciri tumbuhan berbiji:
a. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah
biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung. Setiap biji mengandung
bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi
seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
b. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur
atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan
berbiji.
c. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh
yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air,
mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
d. Pada hakekatnya tumbuhan berbiji memiliki
pigmen hijau (klorofil) yang oenting untuk fotosintesis yaitu suatu proses
dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
e. Ciri-ciri
tumbuhan biji terbuka dengan :
~ Termasuk tumbuhan yang telah memiliki jaringan pembuluh/tumbuhan berkormus.
~ Akar, batang dan daunnya sejati. ( sudah dapat dibedakan )
~ Alat perkembangbiakannya : biji (spermatophyta)
~ Pada umumnya alat reproduksi generatif berupa bunga sehingga disebut : bunga (antophyta)
~ Termasuk tumbuhan yang telah memiliki jaringan pembuluh/tumbuhan berkormus.
~ Akar, batang dan daunnya sejati. ( sudah dapat dibedakan )
~ Alat perkembangbiakannya : biji (spermatophyta)
~ Pada umumnya alat reproduksi generatif berupa bunga sehingga disebut : bunga (antophyta)
f. Ciri-ciri
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
~ Biji tertutup bijinya terbungkus oleh daun buah.
~ Letak biji berada dalam daging buah.
~ Tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
* Biji tunggal ( monokotil)
* Biji belah ( dikotil )
~ Biji tertutup bijinya terbungkus oleh daun buah.
~ Letak biji berada dalam daging buah.
~ Tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
* Biji tunggal ( monokotil)
* Biji belah ( dikotil )
Ciri-ciri tumbuhan lumut:
Tumbuhan
ini mempunyai ciri tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati yang disebut
dengan
tumbuhan talus (thallophyta)
tumbuhan talus (thallophyta)
a. Hidup di
tempat lembab, terdiri atas banyak sel
b. Belum memiliki
akar, batang dan daun sejati.
c. Memiliki
rizoid atau akar semu yg berfungsi sebagai akar untuk melekat
d. Mempunyai klorofil,
bersifat autotrof
e. Mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis yaitu gametofit dan sporofit
f. Termasuk
tumbuhan peralihan
g. Berkembang biak
dengan spora yg dihasilkan oleh sporangium.
h. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki
dinding sel yang terdiri dari selulosa.
i. Pada semua tumbuhan yang tergolong
lumut terdapat persamaan bentuk
susunan gametangiumnya(anteredium
maupun arkegonium) terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas
yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta).
j. Batang dan daun pada tumbuhan lumut
yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara
melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk
rizoid – rizoid epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel
dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang
memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam
mineral (makanan)
k. Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat
floem maupun xylem.
l. Daun lumut umumnya setebal satu lapis
sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel –sel
daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti
jala.
m. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan
memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
n. Rizoid tampak seperti rambut / benang –
benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan
menyerap air serta garam – garam mineral (makanan).
o. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut
terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa
dinding arkegonium.
2. Seta atau tangki.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak
melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari
dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut
mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Ø Ciri-ciri tumbuhan paku:
a. Lapisan
pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi
b. Embrio
multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
c. Lapisan
kutikula pada bagian luar tubuh,
d. Sistem
transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral
dari dalam tanah,
e. Struktur
tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
f. Akarnya
berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi
kaliptra,
g. Batangnya pada
umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam
tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
h. Daunnya yang
muda umumnya melingkar atau menggulung,
i. Memiliki
jaringan pembuluh yaitu, xilem yg mengangkut air dari akar ke daun dan floem yg
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.
j. Merupakan
jenis tumbuhan berkomus. Yaitu antara bagian akar, batang dan daunnya sudah
dapat dibedakan dengan jelas.
k. Hidup
didaratan, terutama ditempat lembab. Tetapi ada pula yg hidup ditempat kering,
menempel di dinding atau tubuh tumbuhan lain, ada pula yg hidup diair.
l. Daun
tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
~ tropofil untuk fotosintesis
~ sporofil : tempat pembentukan spora
~ tropofil untuk fotosintesis
~ sporofil : tempat pembentukan spora
Ø Ciri-ciri tumbuhan berbiji:
a. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah
biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung. Setiap biji mengandung
bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi
seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
b. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur
atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan
berbiji.
c. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh
yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air,
mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
d. Pada hakekatnya tumbuhan berbiji memiliki
pigmen hijau (klorofil) yang oenting untuk fotosintesis yaitu suatu proses
dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
e. Ciri-ciri
tumbuhan biji terbuka dengan :
~ Termasuk tumbuhan yang telah memiliki jaringan pembuluh/tumbuhan berkormus.
~ Akar, batang dan daunnya sejati. ( sudah dapat dibedakan )
~ Alat perkembangbiakannya : biji (spermatophyta)
~ Pada umumnya alat reproduksi generatif berupa bunga sehingga disebut : bunga (antophyta)
~ Termasuk tumbuhan yang telah memiliki jaringan pembuluh/tumbuhan berkormus.
~ Akar, batang dan daunnya sejati. ( sudah dapat dibedakan )
~ Alat perkembangbiakannya : biji (spermatophyta)
~ Pada umumnya alat reproduksi generatif berupa bunga sehingga disebut : bunga (antophyta)
f. Ciri-ciri
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
~ Biji tertutup bijinya terbungkus oleh daun buah.
~ Letak biji berada dalam daging buah.
~ Tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
* Biji tunggal ( monokotil)
* Biji belah ( dikotil )
~ Biji tertutup bijinya terbungkus oleh daun buah.
~ Letak biji berada dalam daging buah.
~ Tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
* Biji tunggal ( monokotil)
* Biji belah ( dikotil )
Lumut
mempunyai manfaat terhadap manusia, seperti Marchantia polymorpha,
lumut ini termasuk kedalam klasifikasi lumut hati, dan sesuai dengan namanya
lumut ini dapat digunakan sebagai pengobatan hepatitis (infeksi pada hati).
Jenis jenis lumut gambut seperti Sphagnum yang termasuk
kedalam klasifikasi lumut daun dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti
kapas.
Dalam
lingkungan, lumut mempunyai peran sebagai penyedia oksigen, penyimpan air.
Lumut dapat menyimpan air yang tertangkap diantara daun dan tangkainhya karena
selnya seperti rozoid dan sel parenkim nya yang dapat menyerap air dan garam
mineral dan bersifat seperti spons. Setelah air diserap seperti pada lumut hati
yang menyerap air pada tempat yang ditumbuhinya, seperti pada pepohonan
tumbang, itu akan membuat tanah menjadi kering, dan melindungi lumut tersebut
dari kekeringan juga. Dengan kemampuannya menyerap air, juga akan menciptakan
lingkungan alami untuk persemaian benih untuk tumbuhan bunga berkayu, herba,
dan tumbuhan conifer. Lumut juga berfungsi sebagai penyerap polusi yang
terdapat dilingkungan.
1. Ciri-ciri tumbuhan lumut:
2. Tumbuhan ini mempunyai ciri tidak mempunyai akar,
batang dan daun sejati yang disebut dengan
tumbuhan talus (thallophyta)
tumbuhan talus (thallophyta)
a. Hidup di tempat lembab, terdiri atas banyak sel
b. Belum memiliki akar, batang dan daun sejati.
c. Memiliki rizoid atau akar semu yg berfungsi sebagai
akar untuk melekat
d. Mempunyai klorofil, bersifat autotrof
e. Mengalami pergiliran keturunan/metagenesis yaitu
gametofit dan sporofit
f. Termasuk tumbuhan peralihan
g. Berkembang biak dengan spora yg dihasilkan oleh
sporangium.
h. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
i.
Pada semua tumbuhan
yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk
3. susunan gametangiumnya(anteredium maupun arkegonium) terutama susunan
arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada
tumbuhan paku (pteridophyta).
4. j. Batang dan daun pada tumbuhan lumut
yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara
melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
5. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid –
rizoid epidermis.
6. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan
korteks.
7. 3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang
memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam
mineral (makanan)
8. k. Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat
floem maupun xylem.
9. l. Daun lumut umumnya setebal satu lapis
sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel –sel
daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti
jala.
10. m. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan
memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
11. n. Rizoid tampak seperti rambut / benang –
benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan
menyerap air serta garam – garam mineral (makanan).
12. o. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut
terdiri atas:
13. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
14. Seta atau tangki.
15. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan
antara seta dan kotak spora.
16. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas
menjadi tudung kotak spora.
17. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan
spora.
a. Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling
organ reproduksi
b. Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
c. Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh,
d. Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai
pengangkut air dan zat-zat mineral dari dalam tanah,
e. Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang
dan daun,
f. Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar
serabut dengan ujung dilindungi kaliptra,
g. Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan
paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau
sedikit tegak,
h. Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung,
i.
Memiliki
jaringan pembuluh yaitu, xilem yg mengangkut air dari akar ke daun dan floem yg
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.
j.
Merupakan
jenis tumbuhan berkomus. Yaitu antara bagian akar, batang dan daunnya sudah
dapat dibedakan dengan jelas.
k. Hidup didaratan, terutama ditempat lembab. Tetapi ada
pula yg hidup ditempat kering, menempel di dinding atau tubuh tumbuhan lain,
ada pula yg hidup diair.
l.
Daun
tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
~ tropofil untuk fotosintesis
~ sporofil : tempat pembentukan spora
~ tropofil untuk fotosintesis
~ sporofil : tempat pembentukan spora
19. Ø Ciri-ciri tumbuhan berbiji:
a. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga
ataupun runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu
embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas
embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
b. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina
melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
c. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini
merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan –
bahan lain.
d. Pada hakekatnya tumbuhan berbiji memiliki pigmen hijau (klorofil) yang
oenting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada
tumbuhan.
e. Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka dengan :
~ Termasuk tumbuhan yang telah memiliki jaringan pembuluh/tumbuhan berkormus.
~ Akar, batang dan daunnya sejati. ( sudah dapat dibedakan )
~ Alat perkembangbiakannya : biji (spermatophyta)
~ Pada umumnya alat reproduksi generatif berupa bunga sehingga disebut : bunga (antophyta)
~ Termasuk tumbuhan yang telah memiliki jaringan pembuluh/tumbuhan berkormus.
~ Akar, batang dan daunnya sejati. ( sudah dapat dibedakan )
~ Alat perkembangbiakannya : biji (spermatophyta)
~ Pada umumnya alat reproduksi generatif berupa bunga sehingga disebut : bunga (antophyta)
f. Ciri-ciri tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae)
~ Biji tertutup bijinya terbungkus oleh daun buah.
~ Letak biji berada dalam daging buah.
~ Tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
* Biji tunggal ( monokotil)
* Biji belah ( dikotil )
~ Biji tertutup bijinya terbungkus oleh daun buah.
~ Letak biji berada dalam daging buah.
~ Tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
* Biji tunggal ( monokotil)
* Biji belah ( dikotil )
Dibandingkan dengan
lumut, tumbuhan paku menunjukkan ciri yang lebih maju. Pada tumbuhan paku telah
ditemukan akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Batang tumbuhan paku memiliki
pembuluh/berkas pengangkut, ciri ini belum dijumpai pada lumut.
Habitus/perawakannya sangat beranekaragam, mulai dari tumbuhan paku dengan
daun-daun kecil dengan struktur yang sangat sederhana sampai tumbuhan paku
dengan daun mencapai 2 meter dengan struktur yang rumit.
Tumbuhan paku ada yang
belum memiliki batang yang nyata (hanya berupa rizom), tapi juga ada yang
memiliki batang sebenarnya (paku pohon). Daun tumbuhan paku bermacam-macam,
dibedakan menurut ukuran, atau menurut fungsinya. Menurut ukurannya daun
tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil (daun berukuran kecil) dan makrofil
(daun berukuran besar).

Habitat tumbuhan paku
ada yang di tanah, ada yang epifit pada pohon lain dan ada yang hidup di air.
Karena itu ada tiga macam tumbuhan paku, yaitu paku tanah, paku epifit, dan
paku air. Umumnya tumbuhan paku menyukai tempat yang teduh dengan tingkat
kelembaban udara yang tinggi.
Seperti halnya lumut,
tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis.
Gametofitnya dinamakan protalium yang merupakan hasil perkecambahan spora
haploid. Bentuk protalium menyerupai jantung, berwarna hijau, melekat pada
substrat dengan menggunakan rizoid, ukurannya hanya beberapa sentimeter saja.
Protalium menghasilkan
spora dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Generasi sporofit berupa
tumbuhan paku. Dalam suatu protalium akan dibentuk arkegonium (badan penghasil
ovum) dan anteridium (badan penghasil spermatozoid). Ovum dan spermatozoid
dengan media air akan bertemu, lalu melebur menjadi zigot.
Selanjutnya zigot akan
tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku yang merupakan sporofit. Pada daun
fertil dibentuk sporangium (kotak spora), di dalamnya terdapat sel induk spora
yang akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid. Akhirnya sporangium
pecah dan spora-spora keluar. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora akan
berkecambah membentuk protalium. Dengan demikian siklus hidup berulang lagi.
Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan kormus, batang berpembuluh, daunnya terdiri daun steril (trofofil) dan
daun fertil (sporofil). Batangnya berupa rizoma atau batang berkayu (pada paku
pohon). Tumbuhan paku menghasilkan spora, mengalami metagenensis, generasi
sporofit berumur panjang, gametofit berupa protalium yang berukuran kecil dan
berumur pendek.
Menurut spora yang
dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Tumbuhan paku
homospor
Tumbuhan paku yang
menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama tidak dapat dibedakan jenisnya
antara spora jantan atau spora betina.
Contohnya Lycopodium
clavatum (paku kawat).
2) Tumbuhan paku
heterospor
Tumbuhan paku yang
menghasilkan spora dengan bentuk, ukuran, dan jeninya berbeda yaitu mikrospora
(spora berukuran kecil,
berjenis jantan), dan makrospora (spora berukuran besar, dan berjenis
betina).
Contohnya Selaginella
sp (paku rane), Marsilea sp (semanggi).
3) Tumbuhan paku
peralihan
Tumbuhan paku yang
menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, namun terdapat spora jantan
dan spora betina. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
Habitat
dan Struktur Tubuh Tumbuha Paku
Tumbuhan paku adalah
tumbuhan yang bepembuluh yang tak berbiji, Tumbuhan paku mempunyai susunan
tubuh yang khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain.
Tumbuhan paku disebut
sebagai Tracheophyta berspora yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang berpembuluh
dan berkembang biak baik dengan spora, Struktur tubuh yang mudah di bagi
seperti : Daun, Batang, Akar dapat dibedakan dengan jelas.

a.
Bagian Akar

From : slideplayer.info
Akar tumbuhan paku dari pangkal batang membentuk akar serabut. pada ujung bagian agar
terdapat kaliptra (tudung akar). Tudung akar memiliki fungsi untuk pelindung
akar, oleh sebab itu, Kaliptra sering haus dan digantikan dengan kaliptra yang
baru.
Kaliptra baru berasal
dari sel pucuk yang membelah (titik tumbuh) pada bagian titik tumbuh akar
terdapat sebuah sel pemula yang berbentuk segi empat dan membelah keempat arah
menurut bidang sisinya.
Sel yang terbentuk
menjalar keluar menjadi kaliptra sedangkan sel yang terbentuk tiga arah lainnya
menjadi korteks, epidermis, dan silinder pusat. Silinder pusat mengandung
pembuluh tapis dan pembuluh kayu.
b. Bagian
Batang

From : mediasiswa.com
Pada umumnya bagian
batang tumbuhan paku yang tumbuh di tanah disebut dengan rizoma (rimpang) atau
akar batang. Beberpa tumbuhan paku mempunyai batang yang muncul ke atas tanah,
seperti paku tiang (Alsophyla), Psilotum, Cyathea.
Untuk lebih jelas
mengenai jaringan-jaringan yang menyusun bagian batang tumbuhan paku pelajari
gambar berikut : gambar gambar nang
Pada gambar di atas
bisa kita simpulkan bahwa xilem di kelilingi oleh floem membentuk pembuluh
angkut yang bentuknya sepeti bintang, pada gambar sebelah kanan terlihat banyak
jaringan-jaringan penyusun batang.
c.
Bagian Daun

Tumbuhan paku memiliki
ukuran,bentuk yang beraneka ragam berdasarkan ukurannya, daun paku dapat
dibedakan menjadi dua yaitu makofil dan mikrofil.
Mikrofil adalah daun-daun kecil yang berupa rambut atau sisik tidak bertulang
dan tidak bertangkai daun kecil pada paku kawat dan paku ekor kuda. Pada masa
mikrofil tumbuhan paku belum dapat dibedakan antara epidermis, daging daun
(mesofil), dan tulang daun.
Makrofil Adalah daun-daun tumbuhan paku yang berukuran besar, bertulang,
bertangkai, daun yang bercabang-cabang dengan tangkai daun yang panjang dan
telah mempunyai daging dan (mesofil) yang terdiri atas jaringan tiang dan bunga
karang.
Umumnya Makrofil sudah
mempunyai stomata, Penguapan air berlangsung melalui dinding sel epidermis dan
stomata yang berkutikula tipis ciri yang sangat dominan pada tumbuhan paku
yaitu daun yang masih muda menggulung.

Menurut fungsinya daun
paku dibedakan atas sporofil yang
berfungsi sebagai penghasil spora dan tropofil yang
berfungsi untuk berfotosintesis.
Berikut gambar macam
daun dari tumbuhan paku :
Batang suplir tumbuhan
paku berupa rizom yang bercabang dan
beruas pendek. Pada rizom terdapat akar seperti rambut yang merupakan akar
serabut. Ada juga tumbuhan paku yang batangnya mirip dengan batang palem,
Contoh paku pohon (cyathea). Paku pohon ini
masih kita jumpai daerah dataran tinggi yang berhawa dingin.
Ada juga tumbuhan paku
yang tumbuh seperti kawat, paku kawat (Lycopodium). dan
ada juga tumbuhan paku yang ukuran daunnya kecil (mikrofil) dan ada pula daun
paku yang berukuran besar (makrofil).
Ada tumbuhan paku yang
daunnya khusu menghasilkan sepora dinamakan (tropofil). Namun tidak semua
tumbuhan paku mempunyai daun yang berfungsi khusus. Seperti pada suplir, semua
daunnya dapat menghasilka spora. Batang, akar dan daun tumbuhan paku semua
mempunyai berkas pengangkut floem dan xilem.
2. Daur
hidup tumbuhan paku

Tumbuhan paku mempunyai
kotak sprangium atau spora. Pada spongarium dihasilkan spora, banyak sporangium
terkmpul dalam satu wadah yang disebut sorus, yang
terlindungi oleh suatu selaput yaitu Indusium.
Macam Spora pada
tumbuhan paku

Fase pembuatan spora
dalam hidup tumbuhan paku disebut dengan generasi sporofit dan fase pembentukan
gamet yang disebut generasi gametofit. Keturunan pada tumbuhan paku terjadi
secara bergiliran (metagenesi) dengan dua generasi, yaitu generasi gametofit
dan generasi sporofit.
Tubuhan paku jika
dibedakan berdasarkan jenis sporanya yaitu sebagai berikut : tumbuhan paku
heterospora, homospora, dan peralihan homosporaheterospora.
Tumbuhan paku
keturunan homospora menghasilkan spora
yang ukurannya sama tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan spora betina.

contoh Paku kawat (Lycopodium sp.)
Tumbuhan paku
keturunan heterospora menghasilkan spora
yang berbeda dari segi ukurannya. Spora janyan berukuran lebih kecil dari spora
betina disebut mikrospora dan spora betina yang ukurannya lebih besar dari pada
spora jantan disebut makrospora.
1.Tumbuhan Lumut
Di tempat-tempat di dekat sumber air, sering
kita temukan kelompok tumbuhan kecil yang menyerupai beludru berwarna hijau.
Tumbuhan itu biasa kita sebut lumut (Bryophyta). Kata Bryophyta berasal dan
bahasa Yunani, yaitu bryos = lumut dan phyta = tumbuhan. Tumbuhan lumut diduga
merupakan tumbuhan darat pertama yang merupakan hasil evolusi ganggang
Charophyta sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Lumut merupakan tumbuhan kecil yang umumnya
berukuran kurang dan 20 cm. Meskipun begitu, tumbuhan lumut sudah lebih maju
dibandingkan ganggang. Mengapa demikian? Lumut sudah memiliki beberapa ciri
tumbuhan sejati yang merupakan bentuk adaptasi untuk hidup di darat. Ciri-ciri
tersebut, antara lain adanya lapisan lilin pada kutikula untuk melindungi daun,
stomata sebagai tempat pertukaran gas, dan gametangia (pembentuk gamet) untuk
melindungi embrio yang sedang berkembang. Selain itu, seperti halnya tumbuhan
darat sejati, sel-sel lumut memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa.
Dalam setiap sel tubuh lumut terdapat kloroplas yang berisi klorofil a dan b.

“Batang” beberapa jenis lumut belum
terdiferensiasi menjadi epidermis, konteks, dan silinder pusat. Walaupun belum
memiliki xilem dan floem sebagai jaringan pengangkut, lumut memiliki hidroid
dan leptoid yang serupa dengan xilem dan floem, tetapi masih sangat sederhana
dan tidak berhubungan dengan “daun” atau cabang “batang”. Karena tidak memiliki
jaringan pengangkut, air masuk ke dalam tubuh lumut dengan cara imbibisi
melalui seluruh permukaan tubuhnya dan diedarkan melalui proses difusi ataupun
melalui aliran sitoplasmanya. Sementara itu, organ yang menyerupai daun
sebagian besar tersusun atas satu tebal, kecuali bagian tulang tengah (midrib)
tersusun atas beberapa lapis sel.
Karena belum memiliki akar, batang, dan daun
sejati, beberapa ahli memasukkan lumut ke dalam kelompok tumbuhan bertalus
(Thallophyta) seperti halnya ganggang. Namun, ahli lain memasukkan lumut ke
dalam kelompok tumbuhan berkormus (Cormophyta) karena dianggap sudah memiliki
akar, batang, dan daun walaupun masih sangat sederhana sehingga pada akhirnya
lumut dianggap sebagai bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus dan tumbuhan
berkormus.
Proses perkembangbiakan pada lumut dapat
terjadi secara seksual dan aseksual. Selain itu, lumut juga mengalami
pergiliran keturunan antara fase gametofit (tahap pembentukan garnet) dan fase
sporofit (tahap pembentukan spora).
Fase gametofit adalah fase generatif atau fase
seksual, sedangkan fase sporofit adalah fase vegetatif atau fase aseksual.
Dalam fase gametofit, akan terbentuk organ kelamin jantan (anteridium) dan
organ kelarnin betina (arkegonium).
Anteridium dan arkegonium terdapat di dalam
struktur atau organ pembentuk gamet (gametangium). Berdasarkan letak
gametangiumnya, lumut dibedakan menjadi lumut homotalus dan lumut heterotalus.
Disebut lumut homotalus jika anteridium dan arkegoniurnnya terdapat di dalam
satu individu (berumah satu) dan disebut lumut heterotalus jika di dalam
individu yang berbeda (berumah dua).
Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Berdasarkan bentuk susunan tubuh (morfologi)
dan perkembangan gametangium serta sporogoniumnya, lumut dikelompokkan menjadi
lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk. .
Lumut Daun (MUSCE)
Dalam kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta),
lumut daun merupakan kelompok terbesar dan paling bervariasi. Struktur tubuh
lumut daun sudah terdiri atas organ-organ yang menyerupai akar, batang, dan
daun. Organ yang menyerupai akar disebut rizoid.
Rizod juga berfungsi untuk menyerap zat-zat
makanan dan substrat. Di atas rizoid, tumbuh organ serupa batang yang tingginya
tidak lebih dan 15 cm. “Batang” lumut daun ditutupi oleh daun-daun kecil yang
tersusun dalam pola spiral mengelilingi batang. Walaupun tidak memiliki
jaringan pengangkut, beberapa jenis lumut daun memiliki semacam “pembuluh” yang
mengedarkan air dan zat-zat makanan ke seluruh tubuh lumut.
Lumut daun dapat dijumpai di seluruh dunia,
terutama di daerah tropis dan lembap. Lumut tersebut dapat tumbuh di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang pohon, di
rawa-rawa, di kolam atau danau, tetapi jarang di dalam air. Meskipun sebagian
besar lumut daun tumbuh dengan baik di tempat-tempat lembap, ada beberapa jenis
yang tumbuh di tempat-tempat kering. Beberapa jenis lumut daun tahan terhadap
kekeringan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai bertahun-tahun. Salah
satu contoh lumut daun yang tahan terhadap kekeringan adalah Sphagnum (Gambar
di bawah ini). Lumut Sphagnum bertahan dengan cara menyimpan air di dalam
sel-sel mati yang ada di daun.
Di tempat-tempat yang kering, lumut daun
membentuk badan-badan yang menyerupai bantalan, sedangkan yang hidup di
tempat-tempat lembap membentuk lapisan-lapisan seperti permadani.
Bantalan/permadani tersebut berongga dan mampu menahan air. Lumut daun tersedia
sebagai makanan bagi hewan-hewan kecil dan kemampuannya menahan air dapat
mencegah erosi tanah serta banjir.
Dalam daur hidupnya, lumut daun mengalami
pergiliran keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit (Gambar di
bawah ini). Tubuh lumut daun yang sering kita lihat merupakan struktur
gametofitnya.
Morfologi tumbuhan
merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan,
morfologi berasal dari bahasa Latin morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan
logos yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi
tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar
dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap
kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama
tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.
Monokotil
Ciri-ciri yang
dimiliki oleh tumbuhan monokotil adalah :
- Bijinya berkeping satu
- Akarnya berupa serabut
- Memiliki daun tunggal
- Bagian bunganya tersusun atas :
- Mahkota bunga
- Kelopak bunga
- Benang sari dengan jumlah 3 atau
kelipatan dari 3
- Memiliki batang yang tidak bercabang
- Mempunyai pembuluh angkut yang dapat
ditemukan di bagian batang kolateral yang tertutup.
dikonsumsi sangat
beragam, 2 diantaranya yang sering dilakukan adalah dengan cara merebus dan dengan
cara dibakar.
Adapun manfaat lain
dari jagung untuk kesehatan tubuh manusia diantaranya adalah :
- Dapat Menyehatkan
Mata
- Dapat menyehatkan
jantung
- Dapat mencegah
anemia
- Sebagai antioksidan
penyakit kanker
- Sebagai sumber
vitamin B komplek yang baik.
5. Pisang (Musa sp)

Pisang yang memiliki
nama latin Musa sp merupakan tanaman yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar
kita. Banyak orang yang membudidayakan tanaman ini, hal ini disebabkan karena
pisang memiliki kandungan dan manfaat yang beragam.
Manfaat yang dapat
diambil dari mengkonsumsi buah pisang adalah :
- Dapat menjaga
kesehatan jantung
- Buah yang bagus
untuk diet
- Dapat digunakan
sebagai masker wajah untuk mengatasi kulit kusam
- Dapat mengatasi
penyakit anemia dan dapat memperlancar
Perlu diketahui
bahwa di sekitar kita ternyata terdapat berbagai macam jenis pisang,
diantaranya pisang raja, pisang ambon dan pisang kepok, dll. Dari berbagai
mavam banyak pisang maka pisang juga merupakan tumbuhan monokotil.
Klasifikasi tumbuhan
mangga
Tumbuhan mangga adalah jenis tumbuhan buah buahan atau jenis tumbuhan yang menghasilkan buah. Tumbuhan mangga memiliki buah yang rasanya sangat enak dan nikmat selain itu juga kaya akan vitamin yang bagus untuk tubuh manusia. Tumbuhan yang
Tumbuhan mangga adalah jenis tumbuhan buah buahan atau jenis tumbuhan yang menghasilkan buah. Tumbuhan mangga memiliki buah yang rasanya sangat enak dan nikmat selain itu juga kaya akan vitamin yang bagus untuk tubuh manusia. Tumbuhan yang
Adapun
klasifikasi tumbuhan mangga adalah sebagai berikut :
Kingdom : masuk dalam plantae
Divisi : masuk dalam spermatophyte
Sub divisi : masuk dalam angiospermae
Kelas : masuk dalam dicotyledonae
Class : masuk dalam magnoliopsida
Ordo : masuk dalam sapindales
Family : masuk dalam anacardiacea
Genus : masuk dalam mangifera
Spesies : masuk dalam mangifera laurina
Klasifikasi tumbuhan mawar
Kingdom : masuk dalam plantae
Divisi : masuk dalam spermatophyte
Sub divisi : masuk dalam angiospermae
Kelas : masuk dalam dicotyledonae
Class : masuk dalam magnoliopsida
Ordo : masuk dalam sapindales
Family : masuk dalam anacardiacea
Genus : masuk dalam mangifera
Spesies : masuk dalam mangifera laurina
Klasifikasi tumbuhan mawar
Tumbuhan
mawar adalah salah satu jenis tumbuhan berbunga yang seringkali dijadikan
sebagai tumbuhan hias atau tanaman hias. Tumbuhan mawar banyak dijadikan
sebagai salah satu tumbuhan hias karena tumbuhan yang satu ini memiliki bunga
yang sangat cantik, sehingga banyak diminati masyarakat terutama kaum hawa.
Tumbuhan yang satu ini memiliki ciri ciri khas yaitu memiliki kelopak bunga yang menumpuk, memiliki duri yang terdapat pada batang bunganya sehingga dikenal sebagai tanaman berduri, bunganya berwarna merah atau putih. Klasifikasi tumbuhan mawar adalah sebagai berikut :
Kingdom : masuk plantae
Divisi : masuk spermatophyte
Sub divisi : masuk angiospermae
Kelas : masuk dicotyledonae
Ordo : masuk rosanales
Family : masuk rosaceae
Genus : masuk rosa
Spesies : masuk rosa hybrida
Tumbuhan yang satu ini memiliki ciri ciri khas yaitu memiliki kelopak bunga yang menumpuk, memiliki duri yang terdapat pada batang bunganya sehingga dikenal sebagai tanaman berduri, bunganya berwarna merah atau putih. Klasifikasi tumbuhan mawar adalah sebagai berikut :
Kingdom : masuk plantae
Divisi : masuk spermatophyte
Sub divisi : masuk angiospermae
Kelas : masuk dicotyledonae
Ordo : masuk rosanales
Family : masuk rosaceae
Genus : masuk rosa
Spesies : masuk rosa hybrida
Komentar
Posting Komentar