MATERI ASSESMENT PSIKOLOGI NON TES SEMESTER EMPAT
RESUME
Disusun untuk
memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Assesment Psikologi teknik Tes
Dosen Pengampu : Rochani, S.Pd., M.Pd
Rika
Kartikasari, M.Psi, Psikolog

Oleh :
Opah Nadiya 2285150012
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
JUNI, 2017
PERBEDAAN
PSIKOLOGI, BIMBINGAN DAN KONSELING PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikolog dan
guru bimbingan dan konseling dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya
·
Aspek Jenjang Pendidikan. Guru BK
Minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
(PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP) sedangkan
Psikolog adalah Sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi
(berhak membuka praktek).
·
Aspek Tugas Guru BK Menempati bidang
pembimbingan siswa dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan, yaitu
pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah sedangkan Psikolog Membantu
sekolah secara keseluruhan, sehingga menjadi lebih efektif dalam mendukung
kebutuhan khusus dari murid dalam pendidikan, mengembangkan prosedur perilaku
yang efektif, dan mengembangkan kebijakan lebih efektif dalam rangka
meningkatkan kinerja dan kualitas sekolah.
·
Aspek Lapangan Pekerjaan Guru BK Terutama
dalam konseling di bidang pendidikan, tetapi juga merambah bidang industri dan
organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat Psikolog Manajer Training and Development, Psikolog Sekolah, dan
Konsultan Pendidikan.
Adapun Psikologi
pendidikan menyelesaikan masalah pendidikan sejak pendidikan pra sekolah hingga
perguruan tinggi, setting kelas, sistem sekolah, dan sebagainya. Dengan
demikian, psikolog pendidikan memiliki peranan penting dalam mencari titik temu
dengan tantangan pendidikan pada suatu bangsa. Untuk dapat melihat luasnya
cakupan kerja dari psikolog pendidikan, ruang lingkupnya, yaitu: ·Melakukan
assesment dan intervensi individual murid sekolah.
LONG TERM MEMORY DAN SHORT TERM MEMORY


Tahap
penyandian adalah ketika otak memasukan informasi kedalam memory. Selanjutnya, informasi
di pertahankan di dalam memory dan dikeluarkan lagi pada saat pengingatan atau
saat kita mengingat informasi.
Memory manusi aterbagi menjadi dua
1.
Short term
memory
Short
term memory merupakan memoriu jangka pendek, memori ini selektif
pada apa yang kita pilih. Dan lupa terjadi ketika informasi pada ingatan
tergeser oleh informasi yang baru dan luluh seiring berjalannya waktu.
2.
Long term
memory
Long term memory merupakan proses memori atau
ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup
bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Ingatan ini merupakan lanjutran dari
ingatan jangka pendek Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang
telah disaring pada ingatan jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis
lebih jauh lagi.
ASSESMENT
PSIKOLOGI TES
ASSESMENT
PSIKOLOGI
Assesment psikologi merupakan penempatan data
dalam posisi yang luas yang terpokus pada pengentasan masalah dan pengambilan
keputusan. Assesment psikologi juga mengevaluasi seorang individu dalam sebuah
situasi bermasalah sehingga data yang diperoleh dari hasilk assesment dapat
membantu permasalahannya. Salah satu teknik assesment adalah Tes.
TES
PSIKOLOGI
Tes psikologi pada dasarnya adalah alat
ukur objektif dan dilakukan atas sampel perilaku tertentu. Pada proses
penyelenggaraannya dilakukan perssiapan dengan baik, serta memperhatikan
kondisi testi. Macam tes psikologi dibagi menjadi tiga, diantaranya : tes
bakat, tes intelegensi dan tes minat. Akan tetapi dalam pembagaian testi dibagi
menjadi 7 bagian :
a)
TES
INDIVIDU
Tes yang dilakukan pada seseorang dengan maksud
klinis/observasi.
b)
Tes
kinerja
Tes yang melibatkan manipulasi objek dengan
menggunakan kertas dan pensil.
c)
Tes
non bahasa
Tes ini dilakukan tanpa alat hanya dengan isyarat.
d)
Tes
kelompok
Tes yang dilakukan serempak dengan beberapa orang.
e)
Tes
non verbal
Tes dengan menggunakan lisan biasanya digunakan untuk
anak sekolah daar, pra sekolah atau pada orang buta huruf.
f)
Tes
populasi khusus
Tes
yang dilakuakan pada populasi khusus seperti orang yang bermasalah pada
motorik, mental terbelakang dll.
1.
TES
INTELEGENSI
a.
CFIT
Culture Fair Intelligence Test ini dikembangkan pada tahun 1973 oleh Raymond B.
Cattel & Karen S. Cattel digunakan untuk mengukur intelegensi pada anak dan
dewasa sehingga kelancaran verbal, iklim budaya dan tingkat pendidikan tidak
menjadi efek penentu kemampuan. Sub dari tes ini adalah
1)
Series
2)
Klasifikasi
3)
Matriks
4)
Tipology
b.
IST
Intelegensi Struktur Test dikenalkan oleh Radolf Amthauer pada tahun 1953.
Tujuan tes ini untuk mendeffinisikan struktur intelegensi sebagai keseluruhan
struktur dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil
tes. Tes ini memiliki 9 sub tes diantaranya :
1)
SE
(Satzgerzanzng)
2)
FA
(Form Ausual)
3)
RA
(Rachen Aufgaben)
4)
GE
(Gmeinsamkeiten)
5)
AN
(Analogien)
6)
WA
(Wort Ausuahl)
7)
Z
R (Zahlen Reihen)
8)
ME
(Merk Aufgaben)
9)
WU
(Wurfal Aufgaben)
c.
WB
Wechsler-believue Intelegence Scale diterbitkan tahun 1939 oleh David Wex Wechsler dengan
tujuan untuk mengukur intelegensi anak-anak dan dewasa serta untuk di beberapa
laporan kasus yang mencakup orang dewasa. Tes ini terdiri dari 3 jenis
1)
WPPSI-R
(Wechsler Preschool and Primary Scale Of
Intelegence) untuk umur 2-7 Tahun.
2)
WISC-R
(Wechsler-Intelegence Scale For Childern)
untuk anak usia 6-16 Tahun
3)
WAIS-R
(Wechsler Adult Intelegence Scale )
untuk dewasa usia 16-74 tahun.
2. TES
BAKAT
a. GATB
General
Aptitude Test Battery (GATB) disusun oleh oleh Charles E. Odell dari
United States Employes Services. GATB termasuk tes bakat Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu
tes yang berhubungan dengan jabatan yang berorientasi pada beberapa tes bakat
baterai yang mengukur sembilan bakat dalam delapan tertulis serta empat
perangkat tes. Karena dasar risetnya yang luas, General Aptitude Test Battery
(GATB) dikenal sebagai sejumlah tes bakat ganda akurat untuk bimbingan jurusan. Pada umumnya, tes bakat
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Test Special Aptitude dan Bateries
test dan Test ini terdiri dari 12 subtes yang mengukur
9 jenis bakat. Tes GATB masuk sebagai test special aptitude, yang
mana dikhususkan untuk mengukur bakat secara spesifik. Aptitude yang diukur Tes GATB adalah:
1)
Aptitude
G: Intelligence, Aptitude
V: Verbal (Subtes 4: Vocab)
2)
Aptitude
N: Numerical (Subtes 2: Computation dan sub tes
6: arithmatic reason)
3)
Aptitude
S: Spatial (Subtes 3: dimentional space).
4)
Aptitude P: Form Perception
5)
Aptitude
Q:
Clerical Perseption
6)
Aptitude K: Motor kordination
7)
Aptitude
F:
Finger Dexterity.
Diukur dengan subtes
11 (Assemble) dan subtes 12(Dissemble), Aptitude M: Manual Dexterity.
b. DAT
Differential
Aptitude Tes (DAT) disusun oleh George George K.Bennet & Harold G.
Wesman. Tes ini termasuk kedalah Tes
Spesial Aptitude yang mana terpokus hanya satu bakat saja. Misal mengukur
bakat bidang mekanik, bakat pekerjaan tertentu (klerikal) dan sebagainya.
Tes ini terdiri dari 7
sub tes.
1)
Verbal
reasoning tes
2)
Numerikal
ability tes
3)
Abstrak
reasoning tes
4)
Space
relation tes
5)
Mechanical
reasoning tes
6)
Crelical
speed and accuracy test
7)
Language
usage part 1 : spelling, part 2 sentence.
c.
ASVAB
Armed service vocasional Aptitude Battery
(ASVAB) merupakan salah satu tes bakat yang digunakan dalam seleksi bidang
militer. Tujuan tes ini mengungkapkan
kemampuan khusus yang dimiliki seseorang. Adapun sub tes dari tes ASVAB :
1)
Aritmatic
Reasoning
2)
Numerical
Operations
3)
Paragraph
Comprehension
4)
Word
Knowledge
5)
Coding
Speed
6)
General
Science
7)
Mathematic
Knowledge
8)
Electronic
Information
9)
Mechanical
Comprehension
10) Authomotive Comprehension
CFIT
(Culture
Fair Intelligence Test)
Tes ini di publikasikan pada tahun
1973 oleh Raymond B.Cattel & Karen S.Cattel. tes ini digunakan untuk
mengukur intelegensi pada anak-anak dan dewasa sehingga kelancaran verbal,
iklim budaya, dan tingkat pendidikan tidak menjadi efek penentu tingkat
kemampuan. Tujuian dari tes ini untuk mendapatkan potensi individu yang
sesungguhnya dalam mengerjakan suatu hal yang membutuhkan kemampuan kognitig.
Tes ini berfokus
pada Fluid Intelligence yaitu
kemampuan untuk menentukan pola dan hubungan anatara suatu hal tanpa
membutuhkan pendidikan formal tertentu. Kemampuan ini juga merupakan hasil
utama yang terukur dari pengaruh faktor biologis terhadap perkembangan
intelektual yang bersifat herediter atau bawaan genetik.
Sub tes dari CFIT
1.
Series
Peserta diminta untuk melanjutkan pola yang sudah ada
dan memilih 1 dari 6 pola yang sudah ada. Tujuan tes ini mengetahui cara
berfikir individu dalam urutan berfikir dan melanjutkan pola yang ada.
2.
Classification
Peserta diminta memilih 2 dari 5 pilihan gambar dengan
pola dan karakteristik yang sama atau memiliki kemiripan. Tujuan tes ini
mengetahui kemampuan individu dalam ketelitian, detail dan mencari perbedaan.
3.
Matrices
Peserta diminta untuk memilih 1 dari 5 jawaban dari
pilihan jawaban yang mampu melengkapi gambar utama. Tujuan tes ini mengetahui
kemampuan dalam mencari persamaan dan melengkapi gambar.
4.
Typologi
Peserta diminta memilih 1 dari 5 jawaban dimana
jawaban tersebut memiliki kondisi, struktur ataupun situasi yang sama pada soal
tersaji. Tujuan tes ini mengetahui kemampuan dalam ketelitian dan daya bayang
ruang serta imajinasi.
DAT
(Differential
Aptitude Test)
Tes ini disusun
oleh George George K. Bennet & Harold G. Wesman. Pada awalnya dibuat untuk
mendapatkan prosedur ilmiah dalam menilai murid-murid baik sekolah laki-laki
dan perempuan, secara terintegrasi dan terstandar. Tetapi juga secara luas
dipakai dalam dunia perusahaan.Tes DAT termasuk tes bakat. Tes ini dibuat
karena keterbatasan tes kecerdasan yang mendapatkan hasil skor tunggal. Tes ini
digunakan untuk pemilihan pendidikan maupun pekerjaan. Uji validitas secara
keseluruhan dilakukan pada siswa kelas 8-10 dengan membandingkan hasil DAT
dengan prestasi siswa pada beberapa bidang studi dan di Indonesia Subtes language Usage tidak dipergunakan.
Sub
tes :
1.
Verbal reasoning, tes yang
dirancang untuk mengukur kemampuan menggunakan kata-kata dan terdiri dari
latihan-latihan analogi verbal. Kosa kata memegang peran yang cukup penting.
2.
Numerical Ability,tes ini
mengukur kemampuan untuk memahami sitausi bermasalah yang berkaitan dengan
hal-hal yang bersifat angka. Masalah yang dimaksudkan lebih banyak menuntut
kemampuan menghitung daripada kemampuan membaca masalah tertulis dan menghitung
jawabannya.
3.
Abstract Reasoning, tes ini
mengukur kemampuan bernalar tanpa menggunakan kata-kata. Bentuk tesnya
menggunakan sejenis masalah spasial. Seperangkat gambar-gambar geometrik
dirubah sedemikian rupa sehingga mengikuti prinsip-prinsip tertentu, yang
dipikirkan oleh testee.
4.
Space relation, tes ini
menuntut kemampuan untuk mengotak-atik bentuk dan membayangkan bagaimana suatu
obyek akan tampak dalam bentuk tiga dimensi jika posisinya dirubah.
5.
Mechanical reasoning, testee
diminta memikirkan bagaimana suatu peralatan yang sederhana bekerja, dan pada
titik tertentu memperkirakan gerakannya atau menunjukkan prinsip-prinsip fisika
yang mendasarinya.
6.
Clerical Speed and Acuracy, tes ini
berusaha mengukur kecepatan dan keakuratan dalam melihat dan menandai
kesamaan-kesamaan kombinasi huruf dan angka.
7.
Language Usage, tes ini
trerdiri atas dua sub tes yaitu ejaan dan kalimat. Sub tes kalimat mengukur
kemampuan penggunaan bahasa, tanda baca dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar