Langsung ke konten utama

Lintas Budaya



PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Berbicara tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya dan kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan.Dimana budaya yang baik selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu mempengaruhi pribadi yang buruk juga.Disamping itu kadang kala lingkungan menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi baik buruknya budaya seseorang.Kita ambli contoh di Papua memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda dengan daerah lainnya, sehingga dengan sendiri kepribadian mereka juga agak berbeda dan unik.Hal ini dapat dikatakan melihat budaya Papua yang agak keras dan unik.
Sehingga kepribadian yang terbentukpun agak unik dan berbeda.Contoh budaya potong jari. Yang telah lama turun-temurun diterapkan di Papua, bahkan menjadi budaya (kebiasaan) yang lumrah untuk dihilangkan walaupun kelihatannya agar buruk dan tidak sesuai baik norma agama maupun norma hukum.
Lewin memberikan penjelasan mengenai peranan penting hubungan pribadi dengan lingkungan.Meksipun terdapat konstruk psikologis individu yang sulit ditembus oleh lingkungan luar, lingkungan masih tetap memiliki kontribusi dalam perkembangan individu.Dalam teori Medan yang digagas Lewin ini, pribadi tak dapat dipikirkan secara terpisah dari lingkungannya.
Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian yang terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami. Orang-orang yang memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara-cara tertentu dalam mengonstruk peristiwa-peristiwa, dan mereka pun mengembangkan jenis-jenis harapan yang sama mengenai jenis-jenis perilaku tertentu.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Penjelasan tentang Budaya dalam Perkembangan Kepribadian?
2.      Bagaimana Penjelasan Tentang Budaya dalam Terapi dan Kesehatan  ?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk Menjelaskan tentang Budaya dalam Perkembangan Kepribadian
2.      Untuk mnjelaskan tentang Budaya dalam Terapi dan Kesehatan













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Budaya dalam Perkembangan Kepribadian
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social.Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu.Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka.Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya.Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya.Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah.Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.
Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan kebudayaan.Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia.Kepribadian mewujudkan perilaku manusia.Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang men dasari perilaku individu.Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni (Allport, 1954) :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di Lampung.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
4. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu.Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang.Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.

Menurut Roucek dan Warren, didalam buku “Sociology an Introduction Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah seperti unsur temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu belajar dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan suatu kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni: (Soerjono Soekanto.2001)
1.       Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2.       Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life).
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).


3.       Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4.       Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.       Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
            Kultur dan kesehatan
           
Menurut Fabrega Antropologi Kesehatan (Fabrega.1972) adalah studi yang menjelaskan:
1. Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang rnemainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individuindividu dan kelompok-kelompok terkena oleh atauberesponsterhadap sakit dan penyakit.
2. Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.

            Antropologi Kesehatan mencakup: 1. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia di masa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan. contohnya penyebab penyakit lepra atau kusta kareoa adanya perbuatan dosa sehingga yang maha kuasa mengutuknya dengan penyakit ini 2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gojala bio-sosial budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Contoh: tubuh akan mengalami gangguan secara sistematis akibat perubahan fungsi tubuh yang disebabkan oleh berbagai hal seperti kuman penyakit, radiasi dan lain sebagainya. Keadaan ini dibuktikan dengan sains atau keilmuan.
Kerpibadian seorang individu disesuaikan dengan system norma yang berlaku dalam masyarakat Kesesuaian kepribadian dan nilai atau norma membutuhkan proses sosialisasi. Sifat kebudayaan yang dinamis juga memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian masyarakatnya. Saling keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan. Kebudayaan merupakan karakter masyarakat bukan karakter secara individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan selalu digunakan sebagai pedoman hidup artinya sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tata kehidupan warga masyarakat tersebut. Bagi generasi baru kebudayaan akan berfungsi membentuk atau mencetak pola-pola perilaku yang selanjutnya akan membentuk suatu kepribadian bagi warga generasi baru tersebut. Jelas bahwa dalam proses pembentukan kepribadian bagi seseorang, kebudayaan merupakan komponen yang akan menentukan bagaimana corak kepribadian dari warga masyarakat khususnya generasi baru.
Menurut Koentjaraningrat (1979), suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kebiasaan-kebiasaannya, maupun dari hasil karya benda mereka.
Menurut Soerjono Soekanto (2001) ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kperibadian seorang individu.
1. Budaya khusus atas dasar faktor kedaerahan.
2. Budaya khusus masyarakat desa dan kota.
3. Budaya khusus kelas sosial.
4. Budaya khusus atas dasar agama
5. Budaya khusus berdasarkan profesi.

B.     Budaya dalam Terapi dan Kesehatan
Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan sangat kompleks (Isniati.2012). Hal ini dipengaruhi oleh :
1.      Pandangan Kesehatan Modern
Sakit adalah suatu kelainan fisiologis atau gangguan fungsi tubuh atau organ tubuh yang disebabkan oleh beberapa hal seperti bakteri, virus, jamur dan sebagainya atau pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal yang disebut denganpathologis. Sedangkan menurut cara pandang budaya bahwa kejadian suatu penyakit berkaitan dengan perubahan hubungan dengan masyarakat, dengan alam dan dengan lingkungan sehingga menimbulkan dampak terhadap tubuh manusia.
Masyarakat dapat berpandangan bahwa kesehatan secara kultur atau budaya dapat disetarakan dengan kesehatan modern jika terdapat hubungan atau terdapat kesamaan contohnya: Seorang yang  terkena diare dan muntah dikatakan bahwa orang tersebut dibikini atau didukuni seseorang dan memalui makanan. Jika dilihat dari kedua sudut pandang ini terdapat kesamaan penyebab masalah tersebut adalah karena makanan yang mengandung sesuatu sehingga menimbulkan suatu kelainan dalam tubuh manusia.
Hal ini jika kita analisa lebih dalam dapat dimanfaatkan oleh pelayanan kesehatan modern dengan memadukan cara pandang kultur dengan kesehatan modern sehingga dapat diterima dalam masyarakat bahwa penyakit tersebut memang diakibatkan oleh termakan sesuatu (kuman penyakit) sehingga menimbulkan reaksi tubuh yaitu muntah dan diare sehingga pemecahan masalah dapat dilakasanakan dengan cara yang lebih ilmiah dan profesional  kemudian secara perlahan dapat diberikan pengertian kepada masyarakat bahwa yang termakan atau yang masuk kedalam tubuh manusia tersebu adalah kuman peyakit yang dapat menyerang siapa saja jika makanannya terkontaminasi kuman penyakit penyebab diare.

2.      Pengalaman Yang Berkaitan Dengan Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan merupakan masalah yang selalu berhadapan dalam kehidupan masyarakat, setiap saat manusia selalu bertemu dengan masalah kesehatan baik ringan maupun berat. Pengalaman masalah kesehatan yang ditemui oleh masyarakat sangat memepngaruhi cara pandang masyarakat terhadap masalah tersebut. Contoh; seseorang menderita suatu penyakit dan dalam memecahkan masalah tersebut kebetulan menemui seseorang yang dapat membebaskannya dari masalah tersebut sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap hal tersebut.Contoh; seorang menderita sakit kepala berat ketika melaksanakan kegiatan dalam jangka waktu lama, sebelum orang tersebut sakit kepala terdengar bunyi denging pada telinga orang tersebut. Kemudian orang tersebut mendapat masukan untuk berobat kepada orang pintar dan orang pintar tersebut berkata bahwa ada sesuatu yang dikirim sesorang kepadanya apalagi ada suara dengingditelinga tersebut menandakan bahwa orang tersebut telah diperbincangkan oleh orang lain. Kemudian orang tersebut melakukan pijatan pada area tengkuk, pelipis dan kening serta pada area pergelangan tangan dan mengatakan bahwa angin sudah keluar dan mudah-mudahan segera sembuh dengan sedikit istirahat. Setelah orang tersebut istirahat sebentar, orang tersebut kernbali sehat dan menumbuhkan kepercayaan bahwa masalah yang dihadapinya adalah sesuai dengan yang dikatakan oleh orang pintar tersebut dan mungkinjika orang tersebut mendapat rnasalah yang sama dia akan kembali mencari orang pintar tersebut.
Jika dilihat dari sudut pandang kesehatan masalah ini dapat saja terjadi pada seseorang yang melakukan kegiatan yang cukup lama apalagi monoton dapat menyebabkan ketegangan pada sistem syaraf dan peredaran darah. Gangguan peredaran darah keotak akan menyebabkan sakit kepala dan jika peredaran darah ketelinga akan menimbulkan gejala seperti berdenging.Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan masage pada aliran darah tertentu dimana aliran darah dan sistem syaraf manusia yang terbanyak adalah pada area tengkuk, pelipis dan sebagainya. Dengan keadaan aliran darah yangmaksimaldan istirahat akan memulihkan kerja otak dan sistem syaraf sehingga menghilangkan gejala sakit kepala.

3.      Ungkapan Yang Berkaitan Dengan Masalah Kesehatan
Cara pandang masyarakat dan ungkapan masyarakat terhadap suatu masalah kesehatan yang terjadi dalam masyarakat dapat mernpengaruhi cara pandang seseorang terhadap penyakit tersebut. Contoh: Seorang yang menderita penyakit lepra atau kusta dipandang oleh masyarakat sebagai suatu penyakit kutukan sehingga orang tersebut harus diasingkan agar kutukan tersebut tak mengalir kepada masyarakat lainnya. Hal ini juga berpengaruh terhadap cara pandang individu atau pada pasien tersebut sehingga pasien tersebut mengikuti cara pandang masyarakat tanpa berusaha mencari penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapinya atau tanpa mencari pengobatan terhadap penyakityang dihadapinya. Pasien tersebut akan rela untuk diasingkan dan menerima bahwa dirinya telah menerima kutukan dan diharuskan menebus dosa yang telah diperbuatnya dengan hidup dalam pengasingan.

4.      Perawatan Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah
Sistem pengelolaan kesehatan modern dipadukan dengan budaya masyarakat setempat untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan modern tetapi tanpa mengenyampingkan etika pelayanan kesehatan atau profesional pelayanan kesehatan seperti suatu pelayanan kesehatan modern yang dilakukan oleh seorang dokter dengan mengadopsi nilai - nilai budaya yang berlaku didaerah yang bersangkutan. Contoh: Dokter membuka praktik pengobatan dengan memberikan obat awal pada tempat praktik dan pasien disurah minumobat pada saat pelayanan kesehatan dan kernudian diteniskan diramah dengan menuliskan atau memberitahu konsumsi obat pada waktu tertentu misalnya pasien berobat jam 4 sore kemudian pasien mendapatkan terapi 3 kali perhari.
Ada saat berobat pasien langsung makan obat yaitu pada jam 4 kemudian dianjurkan pasien akan obat keduajam 12 dan yang ketiga jam 8 pagi (setiap 8 jam) profesional yang terkandung ada keadaan ini adalah bahwa pasien tidak lagi minum obat hanya dengan berpatokan 3 kali saja tanpa rnemperhatikanrentangwaktubahwa 3 kali itumerupakan makan obat setiap 8jam sesuai dengan perkiraankadar obat dalam darah dan reaksi obat terhadap tubuh, sedangkan dari pengamatan sehari - hari kebiasaan pasien makan obat adalah pada waktu siang hari seperti makan obat pertama jam 8 pagi, kedua jam 12 siang pada saat makan siang dan makan obat kedua jam 8 sore pada saat makan malam sehingga reaksi obat tidak dapat maksimal karena kandungan obat dalam tubuh manusiatidak stabil yaitu pada periode siang dengan jumlah yang maksimal sedangkan pada malam hari turun pada tingkat yang sangat minimal karena pasien tidak makan obat selama 12 jam. Sehingga hal ini sebetulnya sangat rnerugikan pada kesehatan pasien itu sendiri seperti pasien menjadi resisten atau tahan terhadap jenis obat tersebut, pasien tidak sembuh sesuai denganwaktunya.
Nilai budaya yang terkandung adalah pasien merasakan bahwa dengan meminum obat dekat dengan dokter dan langsung mempunyai daya motivasi tersendiri bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan menganggap meminum obat dekat dokter tersebut termasuk dalam suatu rangkaian ritual pengobatan tersebut sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan percaya terhadap dokter tersebut.Karena berkemungkinan pasien pernah berkunjung atau mempunyai pengalaman pengobatan altematif dengan menggunakan dukun dan ritualnya mirip dengan yang dilakukan oleh dokter tersebut. contoh kebudayaan yang merupakan support sosial, masyarakat dayak mempunyai tarian Tari Balean Dadas yang merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
Kemudian pada penduduk bali yang memegang kepercayaan Hindu, mereka mengenal dan menghafal Gayatri Mantram untuk mendoakan orang yang sedang sakit (Sudiartama.2010).


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Budaya diwariskan melalui bahasa dan bermacam – macam perilaku dan dapat dimungkinkan manusia berinteraksi dalam bahasa yang sama dan hidup di zaman yang sama. Setiap individu baru yang muncul akan mengikuti tatanan kebudayaan yang telah ada. Dan kepribadian sangat di tentukan oleh faktor kebudayaan yang terjadi pada lingkungan di sekitarnya.
Pendidikan tiada lain adalah wahana pembelajaran segala bentuk kemampuan bagi sang pembelajar agar menjadi manusia dewasa. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yakni nilai-nilai.Dalam konteks kebudayaan justru pendidikan memiliki peranan sebagai agen pengajaran nilai-nilai budaya, pada dasarnya pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses pembentukan kualitas manusia sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempermudah masuknya informasi-informasi yang bedampak pada kebudayaan, memperkaya atau pun menumbuhkan budaya  baru yang mempengaruhi perkembangan kepribadian.Individu adalah kreator dan sekaligus manipulator kebudayaannya, yang berarti bahwa antara kepribadian dan kebudayaan terdapat suatu interaksi yang saling menguntungkan. Di dalam perkembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan seterusnya kebudayaan akan dapat berkembang melalui kepribadian–kepribadian tersebut. Inilah yang disebut sebab-akibat sirkuler antara kepribadian dan kebudayaan.



DAFTAR PUSTAKA
Fabrega,H.. Evolution of sickness and healing. Los Angeles: University of CaliforniaPress;2002
Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lubis, Ridwan. 2005. Meretas Wawasan dan Praksis Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.Departemen Agama RI.
Soekanto, Soerjono. 1994. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cetakan kedelapan.
Soekanto, Soerjono. 1993. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cetakan kedua.
Koentjoroningrat, Pengantar antropologi I.
Isniati. 2012. Jurnal kesehatan masyarakat. Hal:39-44. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Abbasiyah

SASTRA ABBASIYAH 1 DAN 2 SERTA KARAKTERISTIKNYA Pada masa Abbasiyah geliat intelektual dan perkembangan peradaban Islam mencapai puncaknya termasuk kajian tentang sastra pada masa ini juga mengalami perkembangan. Bahasa pada masa ini mengalami kemundurn karena asimilasi bangsa Arab dengan ajam yang berpengaruh terhadap kualitas kebahasaan serta sering terjadi kesalahan bahasa. Perluasan wilayah kajian sastra yang tidak hanya pada wilayah syair tetapi juga prosa sehingga memunculkan karya-karya novel, buku-buku sastra, riwayat dan hikayat, serta munculnya genre baru النثرالتجديدي . Kata Kunci : Sastra Abbasiyah, Puisi Abbasiyah 1 dan 2   I.             PENDAHULUAN Al-Iskandary menyatakan bahwa kesusastraan bahasa setiap umat adalah segala prosa dan puisi yang dihasilkan oleh pikiran putra bangsa yang menggambarkan watak dan kebiasaan, daya khayal serta batas kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa yang bertujuan men...

Ingkar Janji Menurut Islam dan Kuhperdeta

INGKAR JANJI MENURUT ISLAM DAN KUHPerdata I. PERJANJIAN MENURUT HUKUM ISLAM Indonesia seakan penuh dengan masalah. Negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, diserang oleh wabah kepalsuan. Dari uang palsu, beras palsu, dokter palsu, sampai pada ijazah palsu, banyak ditemukan. Salah satu yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah janji palsu politisi. Hangatnya pembicaraan janji palsu bukan karena banyaknya janji pemimpin yang tidak ditepati. Namun topik tersebut menjadi hangat ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyepakati bahwa haram (berdosa) hukumnya jika janji kampanye tidak dilaksanakan saat politisi terpilih dan berkuasa. Tentu saja fatwa tersebut membuat politi kebakaran jenggot. Pasalnya hampir semua politisi mengumbar janji pada saat kampanye. Baik pada pemilu legislatif, pemilu presiden, maupun pemilu kepala daerah. Namun setelah terpilih janji tersebut tidak ditepati. Masyarakat akhirnya kecewa karena merasa telah ditipu oleh politisi yang dipilihnya. F...

Teori Super

Teori Perkembangan Karir Anak (Teori Super) BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Menurut Donald E. Super (Dewa. K.S, 1987:65) bahwa kematangan bekerja dan konsep diri ( selft-concept ) merupakan dua proses perkembangan yang berhubungan. Maksudnya adalah bahwa tingkat kematagan bekerja itu saling berhubungan. Apabila konsep diri seseorang itu baik, maka kematangan kerjanya pun juga baik. Dalam perkembangan anak-anak ada pula pekerjaan yang disesuaikan dengan umur dan tingkat dengan kematangan emosinya. Yang mana dalam teori super terdapat 6 fase perkembangan karir pada manusia. Salah satunya adalah fase Growth .   Dalam fase ini dijelaskan bahwa terhitung sejak anak lahir sampai lebih kurang umur 15 tahun. Pada fase ini anak sedang mengembangkan berbagai poten, pandangan khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktrur gambaran diri. Jadi untuk lebih mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan karir pada anak-anak maka kami...