PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara
tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya dan
kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan.Dimana budaya
yang baik selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu
mempengaruhi pribadi yang buruk juga.Disamping itu kadang kala lingkungan
menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi baik buruknya budaya seseorang.Kita
ambli contoh di Papua memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda dengan daerah
lainnya, sehingga dengan sendiri kepribadian mereka juga agak berbeda dan
unik.Hal ini dapat dikatakan melihat budaya Papua yang agak keras dan unik.
Sehingga kepribadian yang terbentukpun agak unik dan
berbeda.Contoh budaya potong jari. Yang telah lama turun-temurun diterapkan di
Papua, bahkan menjadi budaya (kebiasaan) yang lumrah untuk dihilangkan walaupun
kelihatannya agar buruk dan tidak sesuai baik norma agama maupun norma hukum.
Lewin memberikan penjelasan mengenai peranan penting
hubungan pribadi dengan lingkungan.Meksipun terdapat konstruk psikologis
individu yang sulit ditembus oleh lingkungan luar, lingkungan masih tetap
memiliki kontribusi dalam perkembangan individu.Dalam teori Medan yang digagas
Lewin ini, pribadi tak dapat dipikirkan secara terpisah dari lingkungannya.
Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian yang
terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami. Orang-orang yang
memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara-cara tertentu dalam
mengonstruk peristiwa-peristiwa, dan mereka pun mengembangkan jenis-jenis
harapan yang sama mengenai jenis-jenis perilaku tertentu.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Penjelasan tentang Budaya dalam Perkembangan Kepribadian?
2.
Bagaimana Penjelasan
Tentang Budaya dalam Terapi dan Kesehatan ?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
Menjelaskan tentang Budaya dalam Perkembangan Kepribadian
2.
Untuk mnjelaskan tentang Budaya dalam Terapi dan Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Budaya dalam Perkembangan Kepribadian
Budaya
merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social.Budaya mempunyai
peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam
masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat
tertentu.Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan
oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan
ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter
masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka.Realitas yang multi
budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia),
Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya.Kondisi
Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan
social. Memang
banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan
tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai
peranan besar dalam memicu konflik.
Karena materi yang merupakan isi
dari pengetahuan dan perasaan seorang individu berbeda dengan individu yang
lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan
maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis
kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang
merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya
juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau
memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya.Ini dikarenakan ada hubungan
yang sangat jelas antara kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan
kebudayaan suatu daerah.Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola
kepribadian seorang individu.
Berbicara mengenai kepribadian dan
kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan
kebudayaan.Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi
perilaku manusia.Kepribadian mewujudkan perilaku manusia.Perilaku manusia dapat
dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang
perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian mencakup
kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki seseorang
yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian
sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang men dasari perilaku individu.Faktor-faktor tersebut mempengaruhi
suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian,
sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi
kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk
kepribadian yakni (Allport, 1954) :
1.
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai
kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota
suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak
sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh
adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat
melamar mempelai di Lampung.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban
dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di
kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih
berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih
terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan
tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap
percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of
value).
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap
masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai
sikap menghargai yang tertentu pula.
4. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai
pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu.Bahkan adanya
berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian
juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang.Kepribadian seorang
dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua
berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Menurut Roucek dan Warren,
didalam buku “Sociology an Introduction” Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor biologis
misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya,
sedangkan faktor psikologis adalah seperti unsur temperamen, kemampuan belajar,
perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan yang terakhir, adalah
faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan
lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila orang tadi
berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa
selalu belajar dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan
mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan
perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan suatu
kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khusus yang
nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni: (Soerjono Soekanto.2001)
1.
Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan
Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di
Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2.
Cara hidup
di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life).
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan
seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan
berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak
desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense
of value ).
3.
Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita
kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara
berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu
senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4.
Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun
melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.
Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh
lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan
tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Kultur dan kesehatan
Menurut Fabrega
Antropologi Kesehatan (Fabrega.1972) adalah studi yang
menjelaskan:
1. Berbagai
faktor, mekanisme dan proses yang rnemainkan peranan didalam atau mempengaruhi
cara-cara dimana individuindividu dan kelompok-kelompok terkena oleh
atauberesponsterhadap sakit dan penyakit.
2. Mempelajari
masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola
tingkahlaku.
Antropologi Kesehatan mencakup: 1.
Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang
hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia di masa lalu dan
masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian
pada penggunaan praktis dari pengetahuan. contohnya penyebab penyakit lepra
atau kusta kareoa adanya perbuatan dosa sehingga yang maha kuasa mengutuknya
dengan penyakit ini 2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program
yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan antara gojala bio-sosial budaya dengan kesehatan, serta
melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik. Contoh: tubuh akan mengalami gangguan secara
sistematis akibat perubahan fungsi tubuh yang disebabkan oleh berbagai hal
seperti kuman penyakit, radiasi dan lain sebagainya. Keadaan ini dibuktikan
dengan sains atau keilmuan.
Kerpibadian seorang individu
disesuaikan dengan system norma yang berlaku dalam masyarakat Kesesuaian
kepribadian dan nilai atau norma membutuhkan proses sosialisasi. Sifat
kebudayaan yang dinamis juga memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan
kepribadian masyarakatnya. Saling keterkaitan antara kehidupan tersebut
berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan. Kebudayaan merupakan karakter
masyarakat bukan karakter secara individual. Semua yang dipelajari dalam
kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
merupakan kebudayaan. Kebudayaan selalu digunakan sebagai pedoman hidup artinya
sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tata kehidupan warga masyarakat
tersebut. Bagi generasi baru kebudayaan akan berfungsi membentuk atau mencetak
pola-pola perilaku yang selanjutnya akan membentuk suatu kepribadian bagi warga
generasi baru tersebut. Jelas bahwa dalam proses pembentukan kepribadian bagi
seseorang, kebudayaan merupakan komponen yang akan menentukan bagaimana corak
kepribadian dari warga masyarakat khususnya generasi baru.
Menurut Koentjaraningrat (1979), suatu kebudayaan sering
memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang
terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku
masyarakatnya, kebiasaan-kebiasaannya, maupun dari hasil karya benda mereka.
Menurut Soerjono Soekanto (2001) ada beberapa tipe
kebudayaan khusus yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kperibadian
seorang individu.
1.
Budaya khusus atas dasar faktor kedaerahan.
2.
Budaya khusus masyarakat desa dan kota.
3.
Budaya khusus kelas sosial.
4.
Budaya khusus atas dasar agama
5.
Budaya khusus berdasarkan profesi.
B.
Budaya dalam Terapi dan Kesehatan
Hubungan antara
kebudayaan dan kesehatan sangat kompleks
(Isniati.2012). Hal ini dipengaruhi oleh :
1.
Pandangan Kesehatan Modern
Sakit adalah suatu
kelainan fisiologis atau gangguan fungsi tubuh atau organ tubuh yang disebabkan
oleh beberapa hal seperti bakteri, virus, jamur dan sebagainya atau pertumbuhan
sel tubuh yang tidak normal yang disebut denganpathologis. Sedangkan menurut
cara pandang budaya bahwa kejadian suatu penyakit berkaitan dengan perubahan
hubungan dengan masyarakat, dengan alam dan dengan lingkungan sehingga
menimbulkan dampak terhadap tubuh manusia.
Masyarakat dapat
berpandangan bahwa kesehatan secara kultur atau budaya dapat disetarakan dengan
kesehatan modern jika terdapat hubungan atau terdapat kesamaan contohnya:
Seorang yang terkena diare dan muntah
dikatakan bahwa orang tersebut dibikini atau didukuni seseorang dan memalui
makanan. Jika dilihat dari kedua sudut pandang ini
terdapat kesamaan penyebab masalah tersebut adalah karena makanan yang
mengandung sesuatu sehingga menimbulkan suatu kelainan dalam tubuh manusia.
Hal ini jika
kita analisa lebih dalam dapat dimanfaatkan oleh pelayanan kesehatan modern
dengan memadukan cara pandang kultur dengan kesehatan modern sehingga dapat
diterima dalam masyarakat bahwa penyakit tersebut memang diakibatkan oleh
termakan sesuatu (kuman penyakit) sehingga menimbulkan reaksi tubuh yaitu
muntah dan diare sehingga pemecahan masalah dapat dilakasanakan dengan cara
yang lebih ilmiah dan profesional
kemudian secara perlahan dapat diberikan pengertian kepada masyarakat
bahwa yang termakan atau yang masuk kedalam tubuh manusia tersebu adalah kuman
peyakit yang dapat menyerang siapa saja jika makanannya terkontaminasi kuman
penyakit penyebab diare.
2.
Pengalaman
Yang Berkaitan Dengan Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan
merupakan masalah yang selalu berhadapan dalam kehidupan masyarakat, setiap
saat manusia selalu bertemu dengan masalah kesehatan baik ringan maupun berat.
Pengalaman masalah kesehatan yang ditemui oleh masyarakat sangat memepngaruhi
cara pandang masyarakat terhadap masalah tersebut. Contoh; seseorang menderita
suatu penyakit dan dalam memecahkan masalah tersebut kebetulan menemui
seseorang yang dapat membebaskannya dari masalah tersebut sehingga menimbulkan
kepercayaan terhadap hal tersebut.Contoh; seorang menderita sakit kepala berat
ketika melaksanakan kegiatan dalam jangka waktu lama, sebelum orang tersebut
sakit kepala terdengar bunyi denging pada telinga orang tersebut. Kemudian
orang tersebut mendapat masukan untuk berobat kepada orang pintar dan orang
pintar tersebut berkata bahwa ada sesuatu yang dikirim sesorang kepadanya
apalagi ada suara dengingditelinga tersebut menandakan bahwa orang tersebut
telah diperbincangkan oleh orang lain. Kemudian orang tersebut melakukan
pijatan pada area tengkuk, pelipis dan kening serta pada area pergelangan
tangan dan mengatakan bahwa angin sudah keluar dan mudah-mudahan segera sembuh
dengan sedikit istirahat. Setelah orang tersebut istirahat sebentar, orang
tersebut kernbali sehat dan menumbuhkan kepercayaan bahwa masalah yang
dihadapinya adalah sesuai dengan yang dikatakan oleh orang pintar tersebut dan
mungkinjika orang tersebut mendapat rnasalah yang sama dia akan kembali mencari
orang pintar tersebut.
Jika dilihat
dari sudut pandang kesehatan masalah ini dapat saja terjadi pada seseorang yang
melakukan kegiatan yang cukup lama apalagi monoton dapat menyebabkan ketegangan
pada sistem syaraf dan peredaran darah. Gangguan peredaran darah keotak akan
menyebabkan sakit kepala dan jika peredaran darah ketelinga akan menimbulkan
gejala seperti berdenging.Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan masage pada
aliran darah tertentu dimana aliran darah dan sistem syaraf manusia yang
terbanyak adalah pada area tengkuk, pelipis dan sebagainya. Dengan keadaan
aliran darah yangmaksimaldan istirahat akan memulihkan kerja otak dan sistem
syaraf sehingga menghilangkan gejala sakit kepala.
3.
Ungkapan
Yang Berkaitan Dengan Masalah Kesehatan
Cara pandang masyarakat
dan ungkapan masyarakat terhadap suatu masalah kesehatan yang terjadi dalam
masyarakat dapat mernpengaruhi cara pandang seseorang terhadap penyakit
tersebut. Contoh: Seorang yang menderita penyakit lepra atau kusta dipandang
oleh masyarakat sebagai suatu penyakit kutukan sehingga orang tersebut harus
diasingkan agar kutukan tersebut tak mengalir kepada masyarakat lainnya. Hal
ini juga berpengaruh terhadap cara pandang individu atau pada pasien tersebut
sehingga pasien tersebut mengikuti cara pandang masyarakat tanpa berusaha
mencari penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapinya atau tanpa mencari
pengobatan terhadap penyakityang dihadapinya. Pasien tersebut akan rela untuk
diasingkan dan menerima bahwa dirinya telah menerima kutukan dan diharuskan
menebus dosa yang telah diperbuatnya dengan hidup dalam pengasingan.
4.
Perawatan
Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah
Sistem pengelolaan kesehatan modern
dipadukan dengan budaya masyarakat setempat untuk mendapatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan modern tetapi tanpa mengenyampingkan
etika pelayanan kesehatan atau profesional pelayanan kesehatan seperti suatu
pelayanan kesehatan modern yang dilakukan oleh seorang dokter dengan mengadopsi
nilai - nilai budaya yang berlaku didaerah yang bersangkutan. Contoh: Dokter
membuka praktik pengobatan dengan memberikan obat awal pada tempat praktik dan
pasien disurah minumobat pada saat pelayanan kesehatan dan kernudian diteniskan
diramah dengan menuliskan atau memberitahu konsumsi obat pada waktu tertentu
misalnya pasien berobat jam 4 sore kemudian pasien mendapatkan terapi 3 kali
perhari.
Ada saat berobat
pasien langsung makan obat yaitu pada jam 4 kemudian dianjurkan pasien akan
obat keduajam 12 dan yang ketiga jam 8 pagi (setiap 8 jam) profesional yang
terkandung ada keadaan ini adalah bahwa pasien tidak lagi minum obat hanya
dengan berpatokan 3 kali saja tanpa rnemperhatikanrentangwaktubahwa 3 kali
itumerupakan makan obat setiap 8jam sesuai dengan perkiraankadar obat dalam
darah dan reaksi obat terhadap tubuh, sedangkan dari pengamatan sehari - hari
kebiasaan pasien makan obat adalah pada waktu siang hari seperti makan obat
pertama jam 8 pagi, kedua jam 12 siang pada saat makan siang dan makan obat
kedua jam 8 sore pada saat makan malam sehingga reaksi obat tidak dapat
maksimal karena kandungan obat dalam tubuh manusiatidak stabil yaitu pada
periode siang dengan jumlah yang maksimal sedangkan pada malam hari turun pada
tingkat yang sangat minimal karena pasien tidak makan obat selama 12 jam. Sehingga
hal ini sebetulnya sangat rnerugikan pada kesehatan pasien itu sendiri seperti
pasien menjadi resisten atau tahan terhadap jenis obat tersebut, pasien tidak
sembuh sesuai denganwaktunya.
Nilai budaya yang
terkandung adalah pasien merasakan bahwa dengan meminum obat dekat dengan
dokter dan langsung mempunyai daya motivasi tersendiri bagi pasien dalam
menjalani pengobatan dan menganggap meminum obat dekat dokter tersebut termasuk
dalam suatu rangkaian ritual pengobatan tersebut sehingga menumbuhkan rasa
percaya diri dan percaya terhadap dokter tersebut.Karena berkemungkinan pasien
pernah berkunjung atau mempunyai pengalaman pengobatan altematif dengan
menggunakan dukun dan ritualnya mirip dengan yang dilakukan oleh dokter
tersebut. contoh kebudayaan yang merupakan support sosial, masyarakat dayak
mempunyai tarian Tari Balean Dadas yang merupakan tarian guna
memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
Kemudian pada penduduk bali yang
memegang kepercayaan Hindu, mereka mengenal dan menghafal Gayatri Mantram untuk mendoakan orang yang sedang sakit (Sudiartama.2010).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Budaya
diwariskan melalui bahasa dan bermacam – macam perilaku dan dapat dimungkinkan manusia
berinteraksi dalam bahasa yang sama dan hidup di zaman yang sama. Setiap
individu baru yang muncul akan mengikuti tatanan kebudayaan yang telah ada. Dan
kepribadian sangat di tentukan oleh faktor kebudayaan yang terjadi pada
lingkungan di sekitarnya.
Pendidikan
tiada lain adalah wahana pembelajaran segala bentuk kemampuan bagi sang
pembelajar agar menjadi manusia dewasa. Antara pendidikan dan kebudayaan
terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu
hal yang sama yakni nilai-nilai.Dalam konteks kebudayaan justru pendidikan
memiliki peranan sebagai agen pengajaran nilai-nilai budaya, pada dasarnya
pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses pembentukan kualitas manusia
sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempermudah masuknya
informasi-informasi yang bedampak pada kebudayaan, memperkaya atau pun
menumbuhkan budaya baru yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian.Individu adalah kreator dan sekaligus manipulator
kebudayaannya, yang berarti bahwa antara kepribadian dan kebudayaan terdapat
suatu interaksi yang saling menguntungkan. Di
dalam perkembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan seterusnya kebudayaan
akan dapat berkembang melalui kepribadian–kepribadian tersebut. Inilah yang
disebut sebab-akibat sirkuler antara kepribadian dan kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Fabrega,H.. Evolution of
sickness and healing. Los Angeles: University of CaliforniaPress;2002
Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan
Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lubis, Ridwan. 2005. Meretas
Wawasan dan Praksis Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.Departemen Agama
RI.
Soekanto, Soerjono. 1994. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cetakan kedelapan.
Soekanto, Soerjono. 1993. Beberapa
Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Cetakan kedua.
Koentjoroningrat, Pengantar
antropologi I.
Isniati. 2012. Jurnal
kesehatan masyarakat. Hal:39-44.
Komentar
Posting Komentar