PENDAHULUAN
A. Latar belakang
masa remaja adalah suatu masa dalam hidup
manusia yang banyak mengalami perubahan (pancaroba) yaitu masa peralihan dari
anak-anak menuju dewasa, tanpa batasan usia yang jelas. Sulitnya menentukan
usia remaja di sebabkan adanya perbedaan kultur dari tiap-tiap masyarakat di
dunia.
Di samping harus menyesuaikan diri
terhadap perubahanperubahan jasmaniah yang sangat cepat yang dialami pada masa
remaja, remaja juga harus mengadakan penyesuaian sosial yang baru, yang
meskipun tidak menyolok dapat menimbulkan banyak tantangan dangangguan. Sudah
barang tentu masalah penyesuaian tersebut terasa cukup berat dan pada segi-segi
tertentu menimbulkan ketegangan dalam kehidupan remaja pada umunya (Aryatmi,
dkk.: 1991).
Memahami remaja yang perkembangannya dalam
keadaan bergolak sehingga kadang sulit di pahami, maka sangat dibutuhkan peran
serta orang dewasa untuk membantu, membimbing, mengarahkan, mendidik dengan
tidak melepaskan pandangan bahwa remaja pola pikirnya, perilaku dan emosinya
berbeda dengan orang dewasa.
- Tujuan
Tujuan
di buatnya laporan ini agar dapat memberikan informasi tetang maslah dan cara
memecahkan permaslaahan dengna mengunakan analisa dan juga teori, dan juga
dapat berguna bagi pembaca serta untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah prakterk konseli individual,
- Sistematika Penulisan Laporan
Untuk
mempermudah mebamca dan juga penulis dalam laporan ini di bagi menjadi 4 bab
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab
ini berisikan latar belakang konseling , tujuan laporan dan sistematika penulisan laporan
BAB II
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL
Bab
ini berisikan indentitas konseli, deskripsi maslaah yang di alami konseli,
analisis masalah konseli yang di kaitkan dengan teori dan rencana kegiatan
layanan yang dapat di berikan koselor
BAB III
KAJIAN TEORETIS
Bab
ini berikan teoritis yang dapat di gunakan untuk membantu menyelesaikan
permaslahan yang di alami konseli
BAB IV EVALUASI DAN
TINDAK LANJUT
Bab
ini menjelakan tentang evaluasi SWOT dan tindak lanjut konseli dalam menanggapi
konseli
BAB II
LAPORAN KONSELING
INDIVIDUAL
A. Identitas siswa
Nama:
Mutiara Salsabila
Usia:13
Jenis
Kelamin: perempuan
Alamat:
kp. Kadu kaung menes
- Deskripsi Masalah
Konseli
merupakan remaja yang aktif dan sangat suka dengan hal baru, konseli memiliki
jiwa yang besan dan suka bergaul dengan banyak orang, konseli merupakan siswa
mts yang kini tengah duduk di kelas tiga di karenakan kurangnya pengawasn
orang tua dan juga pertemanan yang
kurang baik konseli sering sekali melakukan hal hal yang tidak seharusnya di
lakukan oleh anak seusianya. Contohnya seperti mengunakan kendaraan roda dua
tampa sepengetahuan orang tua, dan juga konseli sering meminta uang teman
(malak) di sekolahnya, konseli mempunyai konflik dengan teman dan orang tua
teman
- Analisis Masalah (Berdasarkan Teori)
Dari
hasil wawancara dengan konseli maka konseli dapat menyimpulkan permasalahn
konseli adalah permasalahan Masalah Penyesuaian Diri dan juga Masalah Perilaku
Sosial, di karenanakan pergaulan yang bebas, dan juga prilaku yang kurang
terpuji,
- Rencana Layanan yang Diberikan
layanan
informasi
layanan
penguasaan konten
layanan
konseling kelompok
layanan
konsultasi
BAB
III
KAJIAN
TEORETIS
Permasalahan remaja yang di alami koseli merupakan
permasalahan remaja pada umumnya yang masih bisa kita rubah dengan pendekatan
dan bimbingan baik itu dari pihak sekolah maupun orang tua konseli, adapun
teori yang dapat di terapkan di permasalahan ini adalah teori Konseling
Behavioristik
Teori ini dikembangkan oleh Arnold Lazarus (lahir
1932). Behaviour Therapy and Beyond merupakan salah satu buku dari buku-buku
awal Lazarus yang membicarakan terapi behavioral-kognitif, yang secara
berturut-turut menjadi pendekatannya yang sistematis dan komprehensif dengan
sebutan multidimensional therapy (terapi multi sarana)
Pendekatan Behavioristik memiliki tiga karakteristik
yakni pemecahan masalah (problem solving), pendekatan perubahan terfokus
(change focused approach) untuk menghadapi klien, penghormatan terhadap nilai
ilmiah; dan memiliki perhatian yang lebih terhadap proses kognitif – alat untuk
mengontrol dan memonitor tingkah laku mereka.
Perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar.
Konselor behavioral membatasi perilaku sebagai fungsi interaksi antara
pembawaan dengan lingkungan. Perilaku yang dapat diamati merupakan suatu
kepedulian utama dari para konselor sebagai kriteria pengukuran keberhasilan
konseling. Pada dasarnya, proses konseling merupakan suatu penataan proses atau
pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat
memecahkan masalahnya
Thoresen
(Shertzer & Stone, 1980, 188) memberi ciri konseling behavioral sebagai
berikut :
1. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari dan
karena itu dapat diubah.
2. Perubahan-perubahan khusus terhadap
lingkungan individual dapat membantu dalam mengubah perilaku-perilaku yang
relevan. Prosedur-prosedur konseling berusaha membawa perubahan-perubahan yang
relevan dalam perilaku klien dengan mengubah lingkungan.
3. Prinsip-prinsip belajar special seperti
“reinforcement”dan “social modeling”, dapat digunakan untuk mengembangkan
prosedur-prosedur konseling.
4. Keefektifan konseling dan hasil konseling
dinilai dari perubahan dalam perilaku-perilaku khusus di luar wawancara
prosedur-proseedur konseling.
5. Prosedur-prosedur konseling tidak statis,
tetap atau ditentukan sebelumnya, tetapi dapat secara khusus di desain untuk
membantu klien dalam memecahkan masalah khusus.
Menurut Krumboltz dan Thoresen (Shertzer
& Stone, 1980,190), konseling behavioral merupakan suatu proses membantu
orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional dan keputusan
tertentu. Konselor berperan membantu dalam proses belajar dengan menciptakan
kondisi yang sedemikian rupa sehingga klien dapat mengubah perilakunya serta
memecahkan masalahnya. Sedangkan pemahaman diperlukan pada saat membentuk
pengalaman belajar.
Menurut Corey, (1986, 178) ada tiga fungsi
tujuan dalam konseling behavioral yaitu:
1. Sebagai refleksi masalah klien dan sebagai
arah bagi konseling
2. Sebagai dasar pemilihan dan penggunaan
strategi konseling
3. Sebagai kerangka untuk menilai hasil
konseling
Urutan pemilihan dan penetapan tujuan yang
digambarkan oleh Cormier and Cormier (Corey, 1986,178) sebagai salah satu
bentuk kerjasama antara konselor dengan klien
adalah sebagai berikut :
1. Konselor menjelaskan maksud tujuan.
2. Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki
sebagai hasil konseling.
3. Klien dan konselor menetapkan tujuan yang
telah ditetapkan
apakah merupakan perubahan yang dimiliki
oleh klien.
4. Bersama-sama menjajagi apakah tujuan itu
realistik.
5. Mereka mendiskusikan kemungkinan
manfaat-manfaat tujuan.
6. Mereka mendiskusikan kemungkinan
kerugian-kerugian tujuan.
7. Atas dasar informasi yang diperoleh
tentang tujuan klien, konselor dan klien membuat salah satu keputusan berikut:
untuk melanjutkan konseling atau mempertimbangkan kembali tujuan akan mencari referal.
BAB
IV
EVALUASI
DAN TINDAK LANJUT
A. EVLUASI:
SWOT
adalah sebuah singkatan dari Strenghts (S), Weakness (W), Opportunities (O),
Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah
pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu organisasi. Analisis SWOT
dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal dari sebuah
organisasi secara hati – hati dan juga evaluasi dari peluang dan ancaman dari
lingkungan. Analisis SWOT merupakan alat yang sangat berguna untuk menganalisa
situasi perusahaan secara keseluruhan. Dalam analisis SWOT, strategi terbaik
untuk mencapai misi suatu organisasi:
1. Strenghts:
Teori
yang di pakai merupakan Tahap-tahap yang cukup sistematis dan mudah difahami.
2. Weakness:
Konseli
akan memakan waktu cukup lama untuk bisa terbiasa dengan kebiasaan baru.
3. Opportunities:
Pihak
sekolah atu keadaan sekolah konseli yang berbasis agama dan juga ketat dalam
aturan dapat menberikan kesempatan konseli untuk berubah menjadi anak remaja
yang libih bermoral dan faham atas larangan agama
4. Threats:
Teman
sebaya merupakan ancaman utama bagi konseli di karenakan konseli merupakan
seorang yang gampang bergaul dan ingin tau banyak hal sehingga bisa menjadi
berlebihan.
B. Tindak Lanjut
Kita
dapat memberikan tindak lanjut konseli dengan memberikan beberapa layanan seperti
layanan informasi, layanan penguasaan konsten, layana konseli kelompok, dari
evaluasi swot kita juga dapat mengambil kesimpulan bahwa konseli harus
mendapatkan pengawasan dari orang tua serta sekolah, konselor juga dapat
memberikan layanan konseling kelopok bagi konseli dan teman-temannya agar
mendapatkan bimbingan dan arahan dari konselor,
DAFTAR PUSTAKA
Seri
landasan dan teori bimbingan dan
konseling. www.upi.edu. 2007
Mustofa,
M. Bahri. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya : C.V. Media
Nusantara.
Baharuddin.(2009).Psikologi
Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena.Jogjakarta:AR- Ruzz Media.
Nurihsan,
A. J.(2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:
PT Refika Aditama
LAMPIRAN
Skrip
konseling:
Konseli:
assalamuailakum
Konselor:
walaikumsalam, jadi tiara ke sini ad yang mau tiara ceritakan ke kaka? Apa
tiara punya masalah?
Konseli:
jadi gini ka yah jadi tiara punya temen gitu..
Konselor:iyah
terus
Konseli:
eehh.. kita itu sahabatan berempat tiara, khusnul, bella sama abel, berempat,
kita selalu bareng bareng, curhat, main, ga jelas kocak kocakan, suka
motor-motoran ga jelas terus terus kaya wktu kapan bella pernah nginep ke rumah
tiara, terus ibunya tiba tiba telopon katanya gini “kamu di mana?” kan bella
tinggal di kosan, mamahnya tiba-tiba datang ke kosan dari lampung datengin
bella “eh lu di mana?” kata ibu bella terus bela bilang “di kosan bu” “alah
jangan bohong lu?” “ngapain nginep-nginep di rumah orange segala? Ngerepotin
orang aja” terus semenjak dari situ bella jai menjauh dari tiara terus kaya apa
sih kaya maaf yah kita ga bisa sama sama lagi makasih yah buat setengah tahun
kita sahabatan yah, seneng-seneng bareng suka duk bareng tiara kaya nyesel
gkareana nyuruh bela nginep di rumah tiara
Konselor:
hmm seperti itu kakak mengerti perasaan tiara, apa tiara penah menyanakan
kenapa bela bisa seperti ini?
Konseli:
iyah tiara pernah nanya kenapa bela kaya yang ngejauh dari tiara? “ bella bukan
menjauh tir ini mah demi ibu bella, bella ga mau lagi ngecewaain ibu bella”
kata bela “oh yaudh bel tiara juga ngerti kok,kalo tiara ada di posisi bella
tiara juga bakal ngelakukan hal yang sama” “iya tir maafin bella yah kalo bella
punya salah” “iyah bel sallow aja sama tiara mah” kata tiara gitu kan kaya
waktuhari apa kontekan itu yah dianya menyapa “tir” “apa bel” kaya saling apa
gitu yah gini-gini-gini kaya saling gitu
“eh bel kapan weekend bareng ” “iyah tir
kapan-kapan aja yah kalo kita udah ujian, kita mau lulus baru kita bareng
bareng lagi” “ ah bell u mah gitu lah ga asik ” kata tiara gitu “ mau gimana
akunya udah di suru sama ibu supaya ga main sama kalian lagi” oh yaudah kalo emang ini akhirna tiara ikhlas
Konselor:
terus kalo di sekolah belanya masih sering nyapa atau bagaimana?
Konseli:
atuh emang masih suka kaya “hai bel”
“hai ra” masih suka nyapa nyapa kaya gitu, terus waktu bagi rapat ketemu sama
ibunya terus ibunya ngeliat tiara kaya sinis gitu, tiara senyumin aja , terus
kaya ngajak bella “eh bel sini gabung” turus kaya nolak tapi tiara kaya merasa bersalah gitu kaya gimana
gitu biasanya saling berdua ini mah tiba tiba kaya harus berpisah jauh gitu
Konselor
: terus tiara sekarang main dengan siapa? Kalo selain sama bella?
Konseling:
temen mah banyak tapi yang sering deket mah bella kalo temen suka usil adel,
sofi,firda banyak sih temen mah tapi
emang temen mah tapi tmen yang bener-bener suka duka deket banget Cuma bella
doing
Konselor:
apa tiara punya masalah sama ibunya bella? Kalian berempat temen-teman bella
punya masalh sama ibunya bela atau gimana?
Konseli:
mungkin ada kali salh sau di antara kita
berempat ad yang pernah punya msalah
sama mamhnya bela tapi kayanya kalo tiara gara-gara nyuruh bella nginep di
rumah tiara kan kata mamh tiara” tiara jemput bella takut belum makan” sama
tiara jemputkan jam Sembilan malem bella tuh kalo misalkan di suruh nginep sama
mamh tiara ga akan pernah nolak nah pas itu mamhnya nelepon kaya ga suka gitu
kan turus mamahnya tiara ngobrol sam mamah bella teus mamahnya bella nangis ke mamh
tiara pokonya gitu khawatir mungkin jauh dari orang tua
Konselor:
jadi mamah tiara pernah kontekan gitu yah sama mamah bella, tiara pernah
ngobrol langsung dengan ibunya bella
Konseli:
iyah pernah Cuma kaya ini ibunya bella yah
Konselor:
kalo menurut kakak sih kenapa ga tira tuh ngobrol langsung sama ibunyanya
saling menyapa biar ngasih kesan ke mamahnya tuh kao tiara itu bukan anak
nakal, anak anak baik
Konsli:
tiara juga pernah bilang waktu itu “bel bilangin yah ke mamahnya kalo tiara bukan anak-anak nakal ,maaf yah
kalo mamah tiar punya salah sama mamah bela dari situ udh ga ada kontekan lagi
sama bella terakhir itu nganterin bela ke rumah wali kelas soalnya bella mau
curhat gitu sam wali kelas
Konseli:
bella penah cerita ketira tentang keluarnya
Konseli:
sering cerita tentang keluarnyanya tentang ayahnya suka cerita, nyeritain
kegalakan mamahnya ayah tirinya udh kaya sodara gitu lah
Konselor:
tiara jangan menyalahkan semua itu gar-gara tiara, mungkin mamah bella punya
alasan sendiri kawatir dengan anaknya, kalo bisa tiara bisa mengajak bella
untuk cerita tetang masalh yang bella miliki, kalo di sekolah bella sam siapa
mainya
Koneli:
sama firda temen kosannya atuh ada
Konselor:
tapi tetap ada temanya, tapi dengan tiara
Konseli:
ga terlaludeket lagi
Konselor:saran
kaka kenpa ga tiara ngajak ngobrol bella tanya apa penyebabnya kan ga baik buat
memutuskan pertemanan kaya gitu
Konseli:
tiara juga masih pengen temenan tapi gmana gitu, tiara juga udh janji kalo
semester dua udh masuk tiara mau berubah gam au lagi di terus di panggil ke
ruang bk, bela sellu ngajak berupah hayu berubah yuk tap tetep begitu lagi,
Konselor:
mungkin dari situ mamahnya bela juga kawatir sama bellanya
Konseli:
tapi mamahnya bela belum tau soal kaya belanya soal sering ke ruang bk
Konselor:
mungkin guru bknya?
Konseli:
gak pernah kontekan sama mamah bela tapi bela punya paman yang ngajar di
aliyahnya guru bknya sring cerita ke pamanya tapi pamanya ga cerita ke mamahnya
bela soalny takut belanya di tarik kelampung dan takut ga sekolah lagi
Konselor:
kalo seperti itu tiara harusnya merubah sikap tiara tiara kan sudah kelas tiga
kan seharusnya sikap tiara harus sepertia apa?
Konseli:
iyah sih, tiarakan waktu itu di pagil guru bk gara-gar main motor, malak, sering bercandain adik kelas tapi kan
itu Cuma bercanda doang, teus kaya adu bacot gitu
Konselor:
kalo kaka boleh bicara masalah tiara suka motor-motoran kan tiara sudah kelas
tiga terus menurut tiara seperti itu baik? Apa tiara sudh punya sim?
Konslei:
iyh sih emang, emang ga boleh kan sebelum usia 17 tahun , tapi Cuma sekedar
main cari hiburan, karena ketahuan
motor-motoran akhirnya di panggil sama guru bk teus kalo misalkan ketahuan
motor motoran malem-malem lagi ga malem jug ash siang juga nanti bakal d
panggil orang tuanya sam atanda tangan dan dapat pont sekitar 100
Konselor:
nah tiara juga udah tau udh di kasih tau kalo kalo gitu dapet point, menurut
kakak karena tiara sudah kelas tiga lebih di kurangi mainya , bentar lagikan un
tiara juga harus membersiapkan diri, lebi baik tiara tidak melakukan hal hal
yang terlalu ekstrim menurut kakak, untuk masalh bella sendiri mungkin karena
ibu bellanya kaatir dan bella tidak ma uterus terusan seperti itu mungkin
karena pergaulan tiaranya sendiri yang membuat bella pengen menjauh coba untuk
berubah sedit demi sedikit
Konseli:
tiara juga penah bilang ke guru bk kalo tiara juga pengen berubah guru bk juga
tau pasti tiara akan berubah karena cape kalo kaya gini terus, guru bk juga
ngelarang tiara untuk berbica kasar atau berantem lagi sama temen, dan mencoba
untuk sabar dan mengontor emosi
Konselor:
apa tiara sudah memperaktekanya?
Konseli:
terus kaya perna waktu itu tiara keceplosan kaya bilang kasar gitu teru di
ingatkan kaya “eh jangan kaya gitu inget guru bk” “oh iyah maaf maaf” suka
iseng gitu lah
Konselor:
seperti itu sudah bagus tiara sudah ada perubahan atetapi alangkah lebih baik
lagi jika tiara melakukanya bukan karena guru bk tapi dari diri sendiri,
Konseli:
tiara juga suka keceplosan terus emang kasian sih, ih takut sama mamah kasian
sama temenya juga suka nangis gitu tiara pernah minta maaf juga
Konselor:
sepeti itu menurut kakak tiara juga harus merubah sikap tiara bukan karena guru
beka tapi karena diri tiara sendiri dengan begitu jug tiara dapat memperbaiki
hubungna tiara dengan bella, dan juga tiara sudah kelas tiga dikurangi mainya.
Tiara mau berubah?
Konseli:
insyallah ka,
Konselor:
Yaudah apa yang bakal tiara lakukan
Konseli
Atuh bakal ga ngajak main, gitu, tapi bukan tiara aja sih yang sering ngajak
main temen yang lainya juga, tapi waktu itu emang pernah malsak gitu kalo mau
pulang sekolah
Konseor:
nah itu juga ga baik yah sebaiknya itu jangan di lakukan lagi, semoga tiara bisa
menjadi lebih baik lagi, terima kasih sudah mau bercerita dengan kaka, maaf
jika kaka tidak bisa menyelesaikan masalah tiara dengan baik karena semuanya
penyelesaian itu datang dari diri tiara sendiri.
Komentar
Posting Komentar