PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari
bimbingan karir di SD, masa SMP merupakan fase remaja yang belum stabil dan
belum bisa menentukan karir untuk kedepannya tetapi dengan bantuan guru
bimbingan dan konseling yang diharapkan peserta didik di SMP mampu menentukan
karirnya, melalui guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang
karir sehingga memunculkan kesadaran siswa untuk menentukan pilihan
pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
Guru pembimbing biasanya menggunakan strategi
konseling kelompok dan diskusi kelompok dalam layanan bimbingan konseling karir.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar dapat memecahankan
masalah dan pengambilan keputusannya sendiri
.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan karir di SMP?
2. Bagaimana permasalahan karir di SMP?
3. Bagaimana kematangan karir di SMP?
4. Apa saja materi layanan konseling karir di
SMP?
5. Bagaiman strategi layanan konseling karir
di SMP?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan
karir di SMP.
2. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan
karir di SMP.
3. Untuk mengetahui bagaimana kematangan
karir di SMP.
4. Untuk mengetahui apa saja materi layanan
konseling karir di SMP.
5. Untuk mengetahui bagaiman strategi layanan
konseling karir di SMP.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Karir di SMP
Menurut Linda (Sciarra,2004;105) memasuki tahap
orientasi pada evaluasi sosial yaitu dimulainya untuk mengembangkan konsistensi
pilihan-pilihan pekerjaan dengan referensi dari kelompok sosial dan kemampuan
yang dimiliki. Super (Sharf, 1992) juga mengemukakan bahwa dalam upaya membuat
keputusan yang realistik tentang masa depan, individu hendaknya mampu
mengembangkan sikap yang matang dari keterampilan yang memadai. Oleh karena
itu, kematangan individu akan tampak dari konsistensi pilihan karirnya dalam
satu periode pilihan tertentu.
Menurut Piaget (Sciarra, 2004; 129) kognitif pada masa
remaja masuk pada tahap proses berfikir formal. Remaja sudah dapat berfikir
secara abstrak dan logis untuk membuat rencana karirnya. Mereka sudah dapat
menggunakan informasi yang ada untuk memprediksikan dampak dari pengambilan
keputusan karir. Oleh karena itu, program bimbingan dan konseling karir untuk
remaja lebih mengutamakan tentang pemahaman dirinya dan lingkungan sekitar
dalam membuat dan menentukan rencana pilihan-pilihan karirnya. Manrihu
(1992;143-144) juga menjelaskan bahwa dari seluruh masa pendidikan, pada masa
sekolah menengah inilah yang memiliki rentang taraf-taraf kematangan yang
paling panjang.
Khusus untuk bimbingan dan konseling karir, Super
(Sharf, 1992) Mengungkapkan bahwa individu (peserta didik/siswa) berada pada
masa transisi dari tahap pertumbuhan (growth) menuju tahap eksplorasi
(exploration) pada masa ini siswa SMP boleh dikatakan berada pada periode
kritis. Mereka mulai bertanya tentang identitas dan peranannya; khawatir dengan
keputusan karier yang akan mereka ambil bagi masa depannya. Misalnya, seorang
anak harus mampu memutuskan apakah dirinya akan memilih “Vocational track“
(jalur kejujuran, seperti SMK) atau “collage track” ( jalur kuliah, mulai dari
SMA) atau mungkin pilihan lainnya setelah mereka lulus.
Bimbingan karir di SLTP merupakan proses bantuan yang
dberikan oleh konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian informasi
karir dan pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada diri siswa untuk memilih
pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Karakteristik
siswa di SLTP, adalah:
1. Siswa berusia antara 12/13 - 15/16 tahun.
2. Tugas-tugas pokok perkembangan yang harus
dicapai anak , yaitu:
a. mengenal kemampuan, bakat, minat, serta
arah kecenderungan karir.
b. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
untuk pendidikan lanjutan.
c. mengenal gambaran dan mengembangkan sikap
pribadi yang mandiri.
d. mengarahkan diri pada peranan sosial
sebagai pria atau sebagai wanita.
3. Perkembangan kemampuan berpikir anak sudah
pada tahap operasional formal, dimana anak sudah mulai berpikir secara abstrak,
namun masih perlu bantuan dengan contoh-contoh konkrit dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Konsep belajar sudah mulai berkembang pada
tahap pemahaman, dimana setiap informasi/konsep atau peristiwa belajar dapat
dicerna oleh aspek kognitifnya sehingga mereka memperoleh pemahaman diri yang
lebih baik.
5. Berada pada tahap perkembangan remaja,
sedang mengalami masa pubertas dan mencari identitas diri.
Tujuan umum bimbingan karir di SMP/SLTP adalah
memberikan kesempatan pada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu
proses yang dapat mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut
diharapkan siswa menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya
dengan berbagai karir dalam masyarakat.
Tujuan
khusus bimbingan karir di SMP adalah:
1. Memahami lebih tepat tentang keadaan dan
kemampuan diri para siswa.
2. Membina kesadaran terhadap nilai-nilai
yang ada pada diri pribadi siswa.
3. Mengenal berbagai jenis sekolah lanjutan
tingkat menegah atas (SMA/MA).
4. Mengenal berbagai jenis pekerjaan.
5. Memberi penghargaan yang obyektif dan
sehat terhadap dunia kerja.
Fungsi
bimbingan karir di SMP adalah:
1. Memberikan arahan kepada siswa agar
mempunyai wawasan awal yang objektif tentang pendidikan lanjutan dan lapangan
pekerjaan.
2. Memberikan bekal tambahan dalam melalui
masa peralihan yang sistematis dari status siswa menjadi anggota masyarakat
yang produktif.
3. Memberikan kesempatan untuk mengenal serta
membina sikap, minat, dan nilai terhadap dunia kerja.
Materi
pokok bimbingan karir di SMP/SLTP, yaitu:
1. Pengenalan konsep diri berkenaan dengan
bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan serta arah pengembangan karir.
2. Pengenalan bimbingan karir khususnya
berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
3. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha
untuk memperoleh penghasilan.
4. Pengenalan berbagai jenis lapangan
pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
5. Orientasi dan informasi pendidikan
menengah sesuai dengan cita-cita melanjutkan pendidikan dan pengembangan karir.
Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari
bimbingan karir di SD, melalui guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai
informasi tentang karir sehingga dapat membina sikap dan apresiasinya terhadap
jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan menelusuri hubungan antara kerja dan
waktu luang, memperluas minat kerja, serta memberikan berbagai informasi
tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran siswa untuk menentukan pilihan
pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
B.
Permasalahan Karir di SMP
Bimbingan dan konseling karir di SLTP
merupakan proses bantuan yang diberikan oleh konselor sekolah kepada siswa dalam
rangka pemberian informasi karir dan pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada
diri siswa untuk memilih pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan
yang dimiliki. Masalah karir yang beruhubangan dengan SMP :
1. Belum memahami lebih tepat tentang keadaan
dan kemampuan diri para siswa.
2. Belum mampu membina kesadaran terhadap
nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
3. Kurangnya pengenalan tentang berbagai
jenis sekolah lanjutan dan memahami cara memilih jurusan yang cocok dengan
kemampuan seperti SMA/SMK/MA.
4. Belum mengenal berbagai jenis pekerjaan.
5. Merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan
setelah tamat sekolah, karena keluarga tidak memiliki biaya untuk melanjutkan
sekolah.
6. Keluarga menentang dalam memilih sekolah
atau jurusan.
7. Takut tidak diterima masuk jurusan atau
sekolah yang diinginkan
Bimbingan dan konseling karir di SMP
merupakan kelanjutan dari bimbingan karir dan konseling karir di SD,
melalui guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir
sehingga dapat membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis
pekerjaan, dan menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas
minat kerja, serta memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga
memunculkan kesadaran siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang
sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
C.
Kematangan Karir di SMP
Super (1990) menyatakan bahwa kematangan karir adalah
keberhasilan individu menyelesaikan tugas perkembangan karir yang khas pada
tahap perkembangan karir. Kematangan karir juga merupakan kesiapan afektif dan
kognitif dari individu untuk menangani/ memenuhi tugas-tugas perkembangan yang
dihadapkan kepadanya, karena perkembangan yang dihadapkan kepadanya, karena
perkembangan biologis, sosial dan harapan dari masyarakat yang dikenakan pada
tahap perkembangan tersebut. Kesiapan afektif terdiri dari perencanaan karir
dan eksplorasi karir sementara kesiapan kognitif terdiri dari kemampuan
mengambil keputusan dan memiliki wawasan mengenai dunia kerja.
Super (Sharf, 2006), menyatakan bahwa kematangan karir
remaja dapat diukur dengan indicator-indikator sebagai berikut :
1. Perencanaa karir (career planning).
Aspek
perencanaan karir (Super, dalam Sharf, 2006), merupakan aktivitas pencarian
informasi dan seberapa besar keterlibatan individu dalam proses tersebut.
Kondisi tersebut didukung oleh pengetahuan tentang macam-macam unsur pada tiap
pekerjaan. Indicator ini adalah menyadari wawasan dan persiapan karir, memahami
pertimbangan alternative pilihan karir dan memiliki perencanaan karir di masa
depan.
2. Eksplorasi karir (career exploration)
Menurut
Super (Sharf, 2006) eksplorasi karir merupakan kemampuan individu untuk
melakukan pencarian informasi karir dari berbagai sumber karir, seperti
menanyakan informasi kepada orang tua, saudara, kerabat, teman, guru bidang
studi dan konselor sekolah. Aspek eksplorasi karir berhubungan dengan seberapa
banyak informasi karir yang diperoleh siswa dari berbagai sumber tersebut.
Indicator dari aspek ini adalah mengumpulkan informasi karir dari berbagai
sumber dan memanfaatkan informasi karir yang telah diperoleh.
3. Pengetahuan tentang membuat keputusan
karir (decision making).
Aspek
ini menurut Super (Sharf, 2006) adalah kemampuan siswa dalam menggunakan
pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karir. Konsep ini didasari
pada tuntutan siswa untuk membuat keputusan karir, dengan asumsi apabila siswa
mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karir maka diharapkan siswa
juga mampu membuat keputusan karir yang tepat bagi dirinya.
4. Pengetahuan (informasi) tentang dunia
kerja (world of work information)
Aspek
ini terdiri dari dua komponen (Super, dalam Sharf, 2006), yakni terkait dengan
tugas perkembangan, yaitu individu perlu tahu minat dan kemampuan diri,
mengetahui cara orang lain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
dan mengetahui alasan orang bergantu pekerjaan. Komponen kedua adalah
mengetahui tugas-tugas pekerjaan dalam suatu jabatan dan perilaku-perilaku
dalam bekerja.
5. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang
lebih disukai (knowledge of preferred
occupational groups)
Aspek
ini menurut Super (Sharf, 2006) adalah ketika siswa diberi kesempatan untuk
memilih satu dari beberapa pilihan pekerjaan, kemudian siswa ditanyai mengenai
hal – hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, yaitu mengenai persyaratan,
tugas-tugas, factor-faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan dan
mengetahui resiko-resiko dari pekerjaan yang dipilihnya. Indicator pada aspek
ini adalah pemahaman siswa mengenai tugas dari pekerjaan yang diinginkan,
memahami persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui factor dan
alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminati dan mampu
mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin muncul dari pekerjaan yang diminati
6. Realisasi keputusan karir (realization)
Realisasi
keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan pilihan
karir dan pekerjaan secara realistis. Aspek ini menurut Super (Sharf, 2006),
meliputi memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri
berhubungan dengan pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat factor-faktor yang
mendukung dan menghambat karir yang diinginkan, mampu mengambil manfaat dari
membuat keputusan karir yang realistik.
D.
Materi Layanan Konseling Karir di SMP
Menurut Sciarra (2004;130) menjeaskan bahwa komponen,
dan kompetensi yang akan diberikan pada siswa SMP meliputi:
1. Identifikasi minat karir dan menghubungkan
dan menghubungkan minat tersebut dalam merencanakan masa depan.
2. Pengenalan hubungan antar performasi
sekolah dan rencana karir.
3. Identifikasi dan menggunakan sumber-sumber
untuk informasi dan eksplorasi karir.
4. Menentukan rencana karir dalam membuat
pilihan-pilihan pendidikan.
5. Menggambarkan tentang keterampilan,
kemampuan dan minat yang dimilikinya.
E.
Strategi Layanan Konseling Karir di SMP
Strategi yang digunakan dalam layanan bimbingan dan
konseling karir adalah dengan konseling kelompok dan diskusi kelompok. Tujuan
dari strategi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.
Selain strategi yang telah diuraikan strategi
pelaksanaan pada layanan dasar dapat berupa klasikal, bimbingan kelompok, pada
layanan responsif meliputi konseling kelompok, konseling individual, konsltasi,
sedangkan pada perencanaan individual dapat berupa konseling individual, dalam
bimbingan kelompok atau klasikal dapat diberikan dengan cara berkunjung ke
perindustrian, mengikuti pemeran-pemeran tentang karir, mencari informasi
tentang jenjang pendidikan selanjutnya. Sedangkan dalam konseling kelompok dan
konseling individual dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan dari siswa (dapat
bersifat insidental).
Menurut Sears-Jones (1995 dalam Sciarra, 2004;131)
menambahkan tentang strategi yang dapat digunakan untuk memberikan layanan
konseling karir pada siswa SMP antara lain:
1. Siswa dapat menggunakan waktu fungsinya
dengan bekerja pada orangtuannya.
2. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang
ada di sekolahnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan karir di SMP/SLTP adalah
memberikan kesempatan pada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu
proses yang dapat mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut
diharapkan siswa menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya
dengan berbagai karir dalam masyarakat.
Masa remaja masuk pada tahap proses
berfikir formal. Remaja sudah dapat berfikir secara abstrak dan logis untuk
membuat rencana karirnya. Mereka sudah dapat menggunakan informasi yang ada
untuk memprediksikan dampak dari pengambilan keputusan karir.
B. Saran
Komentar
Posting Komentar