Guru Masa Klasik
Guru masa klasik adalah jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus.pekerjaan ini tidak dapat di lakukan oleh seorang
tanpa memiliki keahlian sebagai guru untuk menjadi seorang guru di perlukan
syarat-syarat khusus,apa lagi seorang guru yang profesional yang harus
menguasai seluk beluk pendidikan mengajar dengan sebagai ilmu pengetahuan
lainnya yang perlu diperkembangkan melalui masa pendidikan tertentu.Oleh karna
itu peranan dan kedudukan guru dalam peningkatan mutu dan kualitas anak didik
perlu di perhitungkan dengan sungguh-sungguh.
A. Kompotensi
Mengajar Guru Pada Masa Klasik
Menurut
ma’ud khasan abdul qohar (1990:129) kompotensi adalah kekuasaan,wewenang atau
hak yang di dasarkan pada pereturan tertentu.sedangkan kompotisi mengajar
menurut uzar ustman (1992) adalah wewenangan guru untuk mlaksanakan tugas
mengajar berdasarkan persyaratan-persyaratan tertentu ,di antaranya adalah
syaratan yang berkaitan dengan fisik dan non fisik.
Menurut
AL-Qosqosamdi (dalam Nur Uhbiyati,1997;83) bahwa syarat untuk bisa menjadi
seorang guru pada masa khalifah fatimiyah di Mesir secara umum dapat
digolongan ke dalam 2 (dua) ssyarat:
1. Syarat fisik:
1) Bentuk badannya bagus
2) Manis muka
3) Lebar dahinya
4) Bermuka bersih
2.Syarat Psikis:
1) Berakal sehat
2)
Hatinya beradab
3)
Tajam pemahamannya
4) Adil
terhadap siswa
5) Bersifat
perwira
6
) Sabar dan tidak mudah marah
7) Bila
berbucara mengganbarkan keluasan ilmunya
8) jelas,mudah di pahami
9) Dapat memilih perkataan yang baik dan
mulia
10)
Menjauhi perbuatan yang tidak terpuji
Abdurrahman
AL-Nahlawi (1989) menyatakan agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik,ia harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Tingkah laku dan pola
fikir guru bersifat rabbani,hal ini sebagaimana telah dijelaskan
dalam surat Al-imran ayat 79:akan tetapi bendaklah kalian menjadi
orang-orang rabbani.Yakni hendaknya dapat mentaati,mengabdi dan mengikuti
syariat islam.jika guru telah memiliki sifat rabbani,maka tujuan
mendidik pun optimal karena guru dapat menghantarkan anak didiknya mencapai
ketaatan yang lahir dari proses pembentukan kesadaran.
2. Guru harus
iklas.Sebagai seorang guru hendaknya berprofesi guru di jadikan wahana untuk
semata-mata mengharapkan ridho Allah.Jika guru telah di kuasai oleh hawa
nafsunya, yang terjadi adalah guru menjadikan profesi mengajarnya sebagai
pekerjaan sampingnya karena pada umumnya pendapatan seorang guru rendah,dan hal
ini yang menyebabkan mereka akhirnya tidak serius dalam mengajar.
3. Guru sabar dalam mengajar berbagai ilmu pengtahuan
kepada anak-anak.Hal ini memerlukan latihan yang berulang kali serta variasi
metode yang tidak membosankan.
4. Guru selalau jujur
dalam menyampaikan apa yang di serukannya.Tanda kejujuran itu ialah menerapkan
anjurannya terutama pada dirinya sendiri.
5. Guru senantiasa membekali dirinya dengan ilmu
pengengetahuan dan bersedia untuk meningkatkan kualitas pribadinya.
6. Guru mampu menggunakan bebagai metode mengajar secara
variasi dan mampu memilih metode sesuai dengan kebutuhan anak.
7. Guru mampu mengelola siswa,tegas bertindak serta
meletakan berbagai permasalan secara rofesional.
8. Guru mempelajari
khidupan psikis anak selaras dengan tingkat usia perkembangannya,sehingga ia
dapat memperlakukannya sisw sesuai engan kemampuan akal dan kesiapan psikis meeka.
9. Guru tanggap tehadap
berbagai kondisi dan perkembangandunia yang
mempengaruhi perkembangan jiwa anak, sehingga ia dpat memahami dan
mampu bertindak pada saat menghadapi berbagai problem akibat dari modernitas.
10. Guru bersifat adil kepada setiap anak didiknya,,tidak
membedakan antara satu dengan yang lainnya.
C. PRANATA SOSIAL DAN GURU
Menurut Al-
jaiz (dalam ziauddin alvin,1988:69)guru dapat di klafikasikan ke dalam 3
golongan adalah;
1. Guru-guru
yang mengajar sekolah kanak-kanak (mu’alim al-kuttab)
Para mu’alim
kuttab (guru sekolah kanak-kanak) mempunyai status sosial yang rendah.
Hal ini di sebabkan oleh kualitas keilmuan mereka yng dangkal dan
berbobot.Mereka di tuduh menyebabkan lahirnya emage (kesan)
yang kurang baik terhadap profesi guru.Di kota plermo terdapat kurang lebih 300
orang guru mualim al-kuttab yang diantaranya kebanyakan
mereka menderita penyakit sawan,ceroboh dan bodoh.Namun demikian tidak semua
mu’alim kuttab dalam bidang sastra,ahlikhat dan fuqaha.Mereka
inilah golongan guru mu’alim al-kuttab yang di hormati dan di
hargai seperti AL-Hajaja,AL-Kumait,Abdul Hammid AL-Katib,Atha’bin Rabbah dan
lain-lain.
2. Para
guru yang mengajar para putra mahkota (muaddib)
Berbeda dengan mu’alim al-kuttab,
para muaddib (pendidik putra mahkota) mempunyai status sosial
yang tinggi,bahkan kan tidak sedikit pun para ulama yang mendapatkan kesempatan
untuk menjadi muaddib.Hal ini di sebabkan karena untuk menjadi
muaddib di perlukan beberapa syarat ,di antaranya adalah alim,
berahlak mulia dan di kenal masyarakat.Namun demikian, ada beberapa ulama yang
menolak untuk menjadi muaddib di istana raja, seperti AL-Chalil ibnu ahmad
(ulama besar pada massa Al-Amin).Hal ini di sebabkan karena adanya alasan takut
dengan kenikmatan dunia (zuhud dan wara’) bukan karena alasan bahwa muaddib
tersebut adalah pekerjaan yang rendah dan tidak mempunyai
penghargaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.Di antara beberapa muadib
yang terkenal adalah AL-Dhohhak ibnu muzahhim Amir
Asl-Sya’bi (pendidik putra-putra khalifah Abdul Malik
Ibnu Marwan ), AL-Ja’adu ibnu Adham (pendidik marwan ibnu Muhammad ), Yahya
ibnu Chalid AL-Barmaki, Al-Ahmar (Pendidik AL-Amin),Al- Jazidi (pendidik AL-
Makmun),dll.
3. Para
guru yang memberikan pelajaran di masjid-masjid dan sekolah-sekolah
Guru-
guru dari golangan ini telah beruntung mendapatkan kehormatan dan penghargaan
yang tinggi di hadapan masyarakat.Hal ini di sebabkan penguasaa mereka terhadap ilmu
pengetahuan yang begitu mendalam (rassikh) dan
berbobot.Di antara mereka adalah guru ilmu syariat, ilmu bahasa, ilmu pasti dan
sebagainya.Banyak para guru yang di bunuh pda masa Khalifah Abdul Malik
Ibnu Marwan karena menganut paham khawarij. Namun ada beberapa guru yang
berhaluan khawarij selamat dari pembantain karena ke ilmuan yang ia miliki.
Terdapat
beberapa guru dari golongan ini yang terkenal di kalangan masyarakat, di
antaranya adalah Abdul Aswad AL-Duali, Hassan
AL-Basri, Abu Wda’ah, Syuraik
AL-Khodhi, Muhammad ibnu AL-Hassan , Ahmad ibnu Abi
Daud, dan lain sebagainya.
Komentar
Posting Komentar